Festival Lima Gunung XI

Sejak kapan kapal layar bisa berada diatas lereng gunung,? tapi ditangan para seniman “kampung” Dusun Gejayan, Desa Banyusidi, Kecamatan pakis, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, bisa saja kapal layar dihadirkan di atas lereng gunung.

Tersusun dari batang-batang bambu serta tatanan jerami, kapal tersebut dihadirkan secara utuh didepan rumah warga desa setempat. Kapal berukuran cukup besar tersebut sekaligus difungsikan sebagai panggung pada pagelaran Festival Lima Gunung XI/2012,

Festival Lima Gunung sendiri adalah pentas budaya tahunan yang menghadirkan ragam kesenian yang diselenggarakan secara mandiri oleh para petani di kawasan lima gunung (Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing, dan Menoreh). Berbeda dari penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini Festival Lima Gunung digelar di dua tempat dalam waktu yang berbeda. Yang pertama di gelar di Dusun Krandegan, Desa Sukomakmur, Kecamatan Kajoran, lereng Gunung Sumbing tanggal 30 Juni-1 Juli 2012. Sementara pagelaran yang kedua digelar di Dusun Gejayan, Desa Banyusidi, Kecamatan pakis, Kabupaten Magelang, lereng Gunung Merbabu tanggal 4-15 Juli 2012 lalu.

Berbagai kesenian tradisional dan kontemporer khas masyarakat gunung dipentaskan secara bergiliran di acara tersebut. Kesenian-kesenian itu antara lain; tarian Soreng Kemunafikan dan Geculan Bocah dari Padepokan Wargo Budoyo Gejayan, tari Grasak dari Komunitas Lumaras Budoyo Petung, sendratari Sekar Ngeksigondo dari Padepokan Andong Jinawi, tari Limo Werno dari Sanggar Wonoseni Bandongan, dan tari Kukilo Gunung dari Sanggar Saujana Keron.

Menarik sekali menyaksikan masyarakat yang sebagian besar adalah para petani tersebut. Mereka yang kesehariannya bergelut dengan tanah terlihat begitu menjiwai saat membawakan berbagai bentuk kesenian. Apa yang mereka bawakan dalam pentas tersebut adalah ekspresi dari apa yang mereka alami sehari-hari. Sederhana namun penuh makna.