Sehari-hari, Hj Juneda bersama Hj Mare menghabiskan waktu mereka dengan menenun sutera di Jalan Wa'namaka, Desa Pakkana, Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Sudah lebih dari 2 dekade mereka melakoni profesi tersebut, membuat pakaian tenun serat protein alami dari larva ulat sutera murbei.
Sayangnya kini tidak banyak generasi muda yang ingin menjalankan profesi ini. Kolong-kolong rumah yang dulunya dipenuhi puluhan alat tenun, kini hanya satu-dua saja yang berfungsi. Anak-anak mereka kini telah sibuk mengenyam pendidikan atau bekerja di tempat yang memberikan penghasilan memadai.
Tuntutan hidup yang semakin tinggi adalah alasan mereka tak mau lagi meneruskan profesi peninggalan nenek moyang ini. Memang tak banyak penghasilan yang didapatkan sebagai seorang penenun. Mereka digaji Rp10 ribu permeternya. Sedangkan untuk selembar kain tenun dapat dikerjakan berbulan-bulan lamanya.
Namun, bagi Hj Juneda dan Hj Mare menenun bukanlah sekadar profesi. Menjadi penenun berarti melestarikan hasil budaya nenek moyang untuk generasi muda dan menitipkan pesan bagi masa depan dari pola-pola sutera khas Wajo.
Anda punya koleksi foto jalan-jalan yang keren, liburan tak terlupakan, atau foto indah penuh makna?
Kirim foto-foto Anda untuk tampil di GALERIMU SINDOnews.com