Cerita tentang nenek moyang bangsa Indonesia sebagai pelaut ternyata bukan isapan jempol. Suku Sawang merupakan salah satu cikal bakal pelaut yang menetap di sekitar lautan Bangka Belitung. Tumbuh dan hidup di laut menjadi hal yang tak asing bagi masyarakat Suku Sawang. Dengan alasan laut telah memberikan kehidupan pada mereka, sudah tentu sikap balas budi harus dijunjung pada Sang Empunya alam dan isinya. Menjadi sebuah tradisi turun temurun bagi masyarakat Suku Sawang di Desa Kumbung, Kecamatan Leparpongok, Bangka Selatan, untuk tetap menjaga rasa syukur atas penghidupan yang didapat dari laut. Mayoritas penduduk yang bekerja sebagai nelayan sangat berharap hasil tangkapan yang melimpah di setiap perjalanan melautnya. Ungkapan syukur pada sang Maha Pencipta mereka tuangkan lewat upacara Buang Jung. Tradisi ini biasanya akan dilakukan dengan melihat kondisi alam, saat menjelang angin musim barat berhembus. Tentunya dengan berdasarkan perhitungan dari sesepuh kampung. Ritual melarung jung atau perahu kecil berisi sesaji dan hasil bumi dari sawah dan ladang serta tangkapan ikan ini selalu dilakukan guna memohon perlindungan dari bahaya, cuaca buruk atau ombak ganas saat melaut. Selepas pelarungan, baik masyarakat yang menggantungkan hidupnya di laut, maupun wisatawan pun dilarang beraktivitas di sekitar lautan. Sebuah nasihat yang kerap disampaikan leluhur Suku Sawang, yakni tak perlu berlebihan saat menggali hasil alam, dengan memberi jeda bagi lautan untuk beristirahat, tentunya penguasa alam akan selalu memberikan keberkahan bagi keturunan para pelaut.
Anda punya koleksi foto jalan-jalan yang keren, liburan tak terlupakan, atau foto indah penuh makna?
Kirim foto-foto Anda untuk tampil di GALERIMU SINDOnews.com