Jakarta, ibu kota Indonesia yang dihunilebih dari 9 juta jiwa ini diperkirakan memiliki lebih dari 4 juta penduduk komuter dari daerah penyangga seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Sehingga, masalah transportasi semakin menarik perhatian.Bahkan diramalkan jika tanpa terobosanyang jitu, kemacetan akan tetap mengahantuiJakarta hingga 2020. KeberadaanMass Rapid Transit(MRT) yang rencananya akan membentang kurang lebih 110,8 kilometer,terdiri dari Koridor Selatan - Utara sepanjang 23,8 kilometer dan Koridor Timur - Barat sepanjang 87 kilometer ini diharap menjadi jawaban atas persoalan kemacetan.Saat ini, proyek MRT terus dikebut. Pembangunankonstruksi jalur transportasi tahap I,yang menghubungkan Lebak Bulus hingga Bundaran HI sepanjang 15,7 kilometer,dengan7 stasiun layang atauelevated sectiondan 6 stasiun bawah tanah atauunderground section, secara keseluruhan hingga 31 Juli 2017 telah mencapai 76,13%.Dengan rincian pengerjaanelevated sectionmencapai 64,10% danunderground sectionmencapai 88,26%. Berdasarkan Perda No.3 Tahun 2008 Pasal 5,bahwa pada saat perkeretaapian umum perkotaaan MRT Jakarta mulai dioperasikan, perseroan berkontrak dengan Pemprov DKI Jakarta untuk memberikan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan yang disepakati,dengan mengacu kepada standar internasional. Dalam perkembangannya,baik dari sisi operasi, konstruksi dan manajemen, MRT bekerja sama dengan sejumlah pihak diantaranya PT KAI, PT LEN Industri, PT INKA, Akademi Perkeretaapian Indonesia dan BPSDM Kementerian Perhubungan RI. Sebagai nilai tambah terhadap aspek yang tidak dapat dipenuhi operator dalam negeri, MRT pun menjalin kerja sama dengan Prasarana Malaysia, MTR Hongkong, JR East Jepang, LTA Singapura dan Institute of Railway Technology Monash University Australia.
Anda punya koleksi foto jalan-jalan yang keren, liburan tak terlupakan, atau foto indah penuh makna?
Kirim foto-foto Anda untuk tampil di GALERIMU SINDOnews.com