Gejolak pasca kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel pada Rabu (06/12/2017) lalu terus terjadi. Reaksi keras ditunjukkan masyarakat di negara-negara Muslim. Warga Palestina juga menumpahkan kemarahan pada ‘’hari kemaharan’ menentang langkah Amerika Serikat tersebut. Hari kemarahan dicetuskan pemimpin gerakan perlawanan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh untuk merespons langkah Trump. Dia menyebut keputusan Washington sebagai sebuah agresi. Dia pun menyerukan meminta intifadah Palestina baru, atau pemberontakan, melawan Israel dan mengatakan hal itu harus dimulai pada hari Jumat. Beberapa bentrokan dilaporkan terjadi di Tepi Barat selepas Salat Jumat. Di Hebron dan Bethlehem, puluhan warga Palestina melempari batu ke arah tentara Israel yang membalas dengan tembakan gas air mata. Komisi Uni Afrika (AU) juga menyampaikan keprihatinan atas keputusan Amerika Serikat tersebut. Hal ini menyusul sikap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Uni Eropa dan beberapa lembaga internasional lain yang bereaksi atas sikap Trump. Selain bentrok warga Palestina dengan tentara Israel, unjuk rasa juga di gelar di berbagai negara muslim seperti Mesir, Iran, Yordania, Maroko, Turki, Afghanistan, Malaysia, Indonesia, dan lainnya. Aksi paling keras terjadi di Palestina. Ribuan warga Palestina menggelar aksi unjuk rasa di tanah pendudukan Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur.
Anda punya koleksi foto jalan-jalan yang keren, liburan tak terlupakan, atau foto indah penuh makna?
Kirim foto-foto Anda untuk tampil di GALERIMU SINDOnews.com