Sampah memang menjadi permasalahan utama bagi masyarakat Indonesia. Terutama yang tinggal diperkampungan padat penduduk. Meski saat ini sudah marak bank sampah, namun bagaimana dengan sampah organik sisa-sisa bahan masakan atau makanan. Tentunya bau menyengat tidak bisa dihindari jika sampah rumah tangga ini dibuang begitu saja dan tidak cepat diangkut oleh petugas.
Namun, bagi Sudi Waluyo justru sebaliknya. Warga Simo Pomahan Baru Surabaya ini malah berburu sampah-sampah organik. Bahkan ia menyiapkan bak sampah khusus di depan rumahnya untuk menampung sisa-sisa makanan milik tetangganya. Bersama Fery Harianto, Sudi Waluyo memanfaatkan limbah rumah tangga itu sebagai pakan Larva atau maggot lalat hitam.
Tepat dipekarangan rumannya yang padat penduduk dan tidak begitu luas, Waluyo dan Fery membangun sangkar sederhana. Didalam sangkar itu, hidup jutaan maggot lalat hitam. Larva-larva itulah yang melahap habis segala jenis sampah basah.
"Satu gram maggot sanggup menghabiskan 2 sampai 4 kg sampah dalam hitungan jam," kata Waluyo. Pensiunan satpam ini mengaku baru empat bulan ini menekuni budidaya larva. Meski tergolong baru, namun pesanan maggot sudah banyak sampai menolak karena tidak bisa memenuhi permintaan.
Ia mengatakan, manggot memiliki banyak manfaat yakni bisa diolah menjadi tepung hingga pakan ternak. Ada dua siklus proses maggot, pertama dari telur sampai menjadi fresh maggot yang dipakai untuk pakan ternak. Siklus kedua dari pre pupa sampai jadi lalat petelur. Kedua siklus tersebut membutuhkan waktu selama 40 hari.
Untuk pupa, hasil produksi mereka dijual Rp50 ribu per kilogram untuk pupa. Sedangkan fresh maggot Rp10 ribu per kilogram. Mereka mampu memproduksi 30-40 kg sekali panen.
Anda punya koleksi foto jalan-jalan yang keren, liburan tak terlupakan, atau foto indah penuh makna?
Kirim foto-foto Anda untuk tampil di GALERIMU SINDOnews.com