Terik matahari menyengat. Namun, ratusan umat Hindu dari Bali terlihat khusyuk mengikuti upacara di bibir Kawah Sikidang di dataran tinggi Dieng, Jumat (4/10). Aroma tajam belerang disertai hawa panas dari kawah yang terus menggelegak tak mengusik kekhidmatan, justru menambah kekhusyukan suasana beribadah. Demikianlah suasana umat Hindu pada saat melaksanakan upacara Labuh Gentuh. Ritual untuk menghormati leluhur penyebar agama Hindu Bali yang dipercaya berasal dari Dieng. Acara dimulai tepat pukul 13.00. Umat Hindu dari Paguyuban Sekehe Astiti Rahayu Rsi Markandya Gunung Sari Artha, Bali, menyiapkan sendiri seluruh sesajen termasuk angsa, bebek, dan kambing untuk dilarung ke dalam kawah. Adapun sapi dan kerbau tidak turut dilarung, namun diserahkan kepada warga Dieng. Upacara yang belum tentu diselenggarakan 100 tahun sekali ini, juga didatangi wisatawan dan ratusan warga yang tinggal di sekitar Dieng. Mereka menyaksikan jalannya ritual dengan tenang. Diawali dengan guru piduka atau memohon izin kepada leluhur, upacara dilanjutkan dengan pecarwan atau sesajen dalam bentuk ternak dan Labuh Gentuh,yakni melarung seluruh sesajen ke dalam Kawah Sikidang. Labuh Gentuh dimaknai umat Hindu Bali sebagai selamatan untuk memohon keseimbangan alam agar kebaikan selalu menaungi seluruh manusia. Soal waktu dan lokasi penyelenggaraan bisa berubahubah, disesuaikan dengan petunjuk yang diterima para tetua padepokan. ●
Anda punya koleksi foto jalan-jalan yang keren, liburan tak terlupakan, atau foto indah penuh makna?
Kirim foto-foto Anda untuk tampil di GALERIMU SINDOnews.com