Gamelan merupakan alat musik tradisional Jawa yang menjadi warisan seni budaya Indonesia. Musik gamelan biasa digunakan untuk mengiringi pementasan wayang orang, wayang kulit, tari tradisional jawa dan sekarang juga digunakan juga untuk mengiringi musik kontemporer. Menurunnya minat para pemuda untuk melestarikan warisan seni budaya tersebut tidak menyurutkan pemilik pabrik home industry gamelan, Supoyo (64) untuk melestarikannya. “Sudah 30 tahun saya meneruskan usaha bapak saya menjadi empu gamelan di desa ini” ungkapnya saat ditemui KORAN SINDO di pabrik kecil yang masuk golongan Usaha Kecil Menengah (UKM) di daerah Martan, Wirun, Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (22/11/14).
Pembuatan gamelan tidaklah gampang, satu set alat musik gamelan bisa dikerjakan hingga tiga bulan lamanya. Prosesnya pun memerlukan kesabaran dan kekuatan fisik untuk menahan debu dari arang yang terbakar. Gamelan berjenis gong dan kenong dibuat dengan bahan dasar perunggu, tembaga dan dicampur timah. Diawali dari peleburan campuran perunggu, tembaga, dan timah, dipanaskan dengan api yang membara hingga menjadi lempengan kemudian dibentuk menjadi bulatan berbentuk gong. Lalu perajin menimpanya menggunakan besi berat (palu) saat campuran bahan tersebut masih dalam keadaan panas.
Perubahan jaman terus terjadi namun alat musik gamelan masih mempunyai tempat di Indonesia. Penjualan alat musik tersebut masih bisa dikatakan cukup aman karena di beberapa daerah Nusantara menggunakan alat musik gamelan sebagai alat musik tradisional. Gamelan produksi anak bangsa tersebut kini juga menjadi incaran publik internasional. “Penjualan gamelan saya sudah sampai Eropa dan Amerika, terutama Malaysia yang sering memesan” tambahnya. Satu set gamelan dijual dari Rp275juta hingga Rp400 juta.
Anda punya koleksi foto jalan-jalan yang keren, liburan tak terlupakan, atau foto indah penuh makna?
Kirim foto-foto Anda untuk tampil di GALERIMU SINDOnews.com