Menelusuri Desa Gerowong, Desa Penghasil Bata Merah

Minggu, 14 Maret 2021 - 05:29 WIB
Pekerja menyusun bata merah didalam tungku hingga penuh dan rapat yang nantinya akan dibakar selam tiga hari.
click to zoom
Pekerja mengeruk tanah lempung yang akan dijadikan sebagai bahan utama pembuatan bata merah.
click to zoom
Proses pencetakan bata merah dengan cara dipotong.
click to zoom
Proses pencetakan bata merah dengan cara dipotong.
click to zoom
Tungku pembakaran bata merah, proses pembakaran tersebut memakan waktu hingga tiga hari
click to zoom
Proses pembakaran tersebut memakan waktu hingga tiga hari
click to zoom
Setiap Lio atau bedeng (tempat pembuatan bata merah) memproduksi hingga 150.000 bata dalam dua minggu. Bata merah tersebut dijual ke pengecer seharga Rp 500 perak/bata.
click to zoom
Permintaan batu bata merah di Desa Gorowong itu sangat tinggi yang dipesan hingga keberbagai wilayah di Jabodetabek. Pemesannya mulai dari perorangan, toko bangunan atau matrial hingga pengembang perumahan.
click to zoom
Masifnya pembuatan bata merah di desa itu terus dilakukan penduduk guna mendapatkan penghasilan untuk kehidupan sehari-hari selain berladang dan bertani.
click to zoom
Tanah lempung yang berbukit bukit secara terus menerus dikeruk menjadi lembah yang menampung air hingga lebih rendah belasan meter dari badan jalan.
click to zoom
Pekerja memasukan bata merah kedalam tungku pembakaran di sentra pembuatan bata merah di Desa Gerowong, Parung Panjang, Bogor, Jawa Barat.
click to zoom
Sejak tahun 1960an turun temurun, Desa Gorowong, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor rata-rata penduduknya menggantungkan hidupya dengan membuat bata merah. Tanah lempung atau tanah liat dijadikan bahan baku utama yang dikeruk hingga menjadi lembah belasan meter. Setiap Lio atau bedeng (tempat pembuatan bata merah) memproduksi hingga 150.000 bata dalam dua minggu. Bata merah tersebut dijual ke pengecer seharga Rp 500 perak/bata.

Permintaan batu bata merah di Desa Gorowong itu sangat tinggi yang dipesan hingga keberbagai wilayah di Jabodetabek. Pemesannya mulai dari perorangan, toko bangunan atau matrial hingga pengembang perumahan. Ditengah pandemi Covid-19 yang menghantam, tidak mempengaruhi proses pembuatan bata merah tersebut. Bahkan merekapun tidak mempercayai adanya vius Corona. Tidak memakai APD dan masker saat berkerja sudah dianggap biasa.

Proses pembuatan bata merah yang masih sangat dimintati itu mamakan waktu hingga dua minggu, mulai pencetakan, pengeringan, hingga pembakaran menggunakan tungku khsusus yang dibuat setinggi 5 meter lebih.

Masifnya pembuatan bata merah di desa itu terus dilakukan penduduk guna mendapatkan penghasilan untuk kehidupan sehari-hari selain berladang dan bertani. Tanah lempung yang berbukit bukit secara terus menerus dikeruk menjadi lembah yang menampung air hingga lebih rendah belasan meter dari badan jalan.
(sra)
Foto Terkait
Foto Terpopuler
Foto Terkini More