Jalan-Jalan ke Muntilan, Melihat Kerajinan Pahat Batu Peninggalan Zaman Purba
Jum'at, 12 Juni 2020 - 13:11 WIB
Kerajinan pahat batu hitam merupakan salah satu budaya peninggalan zaman purba, yang hingga saat ini masih lestari di Desa Taman Agung, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah. Jenis batu hitam dan putih mereka pahat menjadi berbagai bentuk sesuai dengan pesanan konsumen.
Sebagian besar warga telah menekuni dan menggantungkan hidupnya dari seni pahat batu hitam. Di Desa Taman Agung, Muntilan, hampir semua warga secara turun temurun membuat dan menjual pahat batu hitam. Pada awalnya mereka memang hanya membuat patung yang bercirikan agama Budha dan Hindu, seperti Ganesha, Dewa Siwa, dan Trimurti. Selain patung dewa, warga juga membuat patung Yesus, Bunda Maria, patung manusia, hewan, gapura, minuatur dan juga seni Kaligrafi.
Tidak saja seni pahat patung, warga setempat juga mulai membuat benda-benda keperluan sehari-hari seperti cobek, lumpang, kijing untuk makam, lampu taman, hiasan dinding berbentuk ukiran, papan nama perusahaan, bathtub dan lain-lain.
Kedekatan lokasi Desa Taman Agung dengan Gunung Merapi membuat warga di sana dengan mudah mengembangkan seni pahat, karena mereka langsung mendapat suplai bahan batu hitam dari lereng Gunung Merapi yang jaraknya hanya kurang lebih 30 kilometer atau dapat ditempuh dengan waktu 1 jam.
Warga mengambil batu hitam di lereng Gunung Merapi dengan harga bervariasi mulai dari Rp100 ribu hingga Rp1 juta dengan bergai bentuk ukuran batu. Untuk harga jual patung yang sudah jadi, perajin menjualnya dengan kisaran harga Rp50juta hingga Rp150juta tergantung tingkat kesulitan pada seni pahatnya.
(rat)