Kanal Bola: Muara Pembinaan Sepak Bola Kita Bukan Coba-Coba, Tapi Prestasi Timnas
Senin, 14 Juni 2021 - 19:10 WIB
Maraknya publik figur dari kalangan selebritas super kaya atau ‘crazy rich figure’ yang terjun ke dunia pengelolaan klub-klun sepak bola di Indonesia mendapat masukan kritis dari ‘Kanal Bola’.
‘Kanal Bola’ merupakan sebuah wadah pencinta sepak bola Indonesia yang menaungi kelompok maupun individu-individu dengan visi menciptakan sepak bola Indonesia bersih, maju, profesional serta Tim nasional Indonesia yang mampu berbicara banyak di kancah international.
“Sah-sah saja setiap orang memiliki ketertarikan masuk manajemen klub maupun operator persepakbolaan Indonesia. Hanya saja, kita tentu tidak ingin fenomena para seleb ini menjadi keramaian sesaat,” kata Ivan Garda, salah seorang pendiri ‘Kanal Bola', Senin (14/6).
Seperti diketahui, akhir-akhir ini beberapa figur publik muda menunjukkan minatnya menceburkan diri dalam ‘kolam’ sepak bola Indonesia.
Sementara itu, Putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangerap, mengambil alih pengelolaan klub Liga dua Persis Solo. Kaesang yang memiliki empat puluh persen saham menjabat direktur utama, berkolaborasi dengan Mahendra Agakhan Thohir, putra Menteri BUMN Erick Thohir dengan saham dua puluh persen yang menduduki posisi sebagai Presiden Komisaris Persis Solo.
Adapun tiga puluh persen saham dipegang pengusaha muda Kevin Nugroho dan sepuluh persen lain milik para pendiri dan dua puluh enam tim internal Persis.
Artis dan youtuber Raffi Ahmad bersama pengusaha Randy Salim mengakuisisi klub Liga dua Cilegon United, mengganti nama menjadi Rans FC, sesuai nama rumah produksi yang dimiliki Raffi dan istrinya Nagita Slavina, serta memindahkan home basenya ke Jakarta.
Ada juga cerita Muhammad Attamimi alias Ata Hallintar yang mengubah nama klub Liga 2 Putra Safin Group (PSG) Pati menjadi AHHA PS Pati. PSG sebelumnya dimiliki Wakil Bupati Pati Saiful Arifin dari Putra Sunan Giri Gresik.
Tak hanya level Liga dua, madu sepak bola Indonesia juga menarik minat Gading Marten yang membeli saham mayoritas Persikota Tangerang. Sebagai klub Liga tiga, Persikota mencoba bangun dari tidur panjangnya.
Di kasta teratas, Gilang Widya Pramana, pengusaha muda berusia 32 tahun, memberikan angin segar bagi Arema FC setelah diangkat sebagai presiden baru tim berjuluk ‘Singo Edan’. Berjuluk ‘Crazy Rich Malang’, Gilang merupakan pemilik dari Juragan 99 Trans, yang bergerak di bidang transportasi darat dan juga co-founder dari MS Glow For Men.
Tak mau kalah, artis dan youtuber lain, Baim Wong, memilih tidak mengelola klub namun membuka peluang untuk mendanai alias menjadi sponsor kompetisi Liga 2 2021.
Ivan Garda menyoroti rangkaian fakta di atas. Menurutnya, trend seleb masuk industri sepak bola sebenarnya sesuatu yang menggembirakan, karena dunia bola kita menjadi semakin inklusif dan dinilai memiliki prospek bisnis menjanjikan.
“Semoga kehadiran mereka ini tidak coba-coba. Jangan sampai setelah nanti tahu bagaimana kerasnya industri bola Indonesia kemudian pada mundur teratur,” tandas pria yang sehari-hari berprofesi sebagai advokat dan kurator itu.
Ivan memaparkan, sejarah kompetisi sepak bola Indonesia pernah ramai dengan masuknya pejudi, politisi, dan pengusaha ramai-ramai memiliki klub sepak bola. Kalau sekarang ini marak dengan berkecimpungnya para pengusaha dari kalangan milenial, ia berharap hal itu bukan sebagai trend sporadis saja.
“Dari era Niac Mitra, Cahaya Kita, sampai kini kita masuk zaman Bali United, Persib, dan musim depan klubnya para seleb kaya raya itu, kita harus ingat muara sepak bola nasional adalah tim nasional. Percuma saja hingar binger di liga tapi jeblok di timnas," tandas Ivan.
Tak lupa, Ivan mengingatkan peringkat timnas Indonesia yang belum beranjak di posisi ke-173 FIFA, dan bahkan terancam bisa turun lagi setelah tiga pertandingan lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2022 di Dubai, baru-baru ini.
“Kita jangan terlena. Industri sepak bola yang meriah dengan masuknya makin banyak pebisnis baru tentu menjadi sinyal positif. Tapi, jangan lupakan orientasi untuk timnas. Federasi dan para pencinta sepak bola harus kawal ketat soal ini,” pungkasnya.
‘Kanal Bola’ merupakan sebuah wadah pencinta sepak bola Indonesia yang menaungi kelompok maupun individu-individu dengan visi menciptakan sepak bola Indonesia bersih, maju, profesional serta Tim nasional Indonesia yang mampu berbicara banyak di kancah international.
“Sah-sah saja setiap orang memiliki ketertarikan masuk manajemen klub maupun operator persepakbolaan Indonesia. Hanya saja, kita tentu tidak ingin fenomena para seleb ini menjadi keramaian sesaat,” kata Ivan Garda, salah seorang pendiri ‘Kanal Bola', Senin (14/6).
Seperti diketahui, akhir-akhir ini beberapa figur publik muda menunjukkan minatnya menceburkan diri dalam ‘kolam’ sepak bola Indonesia.
Sementara itu, Putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangerap, mengambil alih pengelolaan klub Liga dua Persis Solo. Kaesang yang memiliki empat puluh persen saham menjabat direktur utama, berkolaborasi dengan Mahendra Agakhan Thohir, putra Menteri BUMN Erick Thohir dengan saham dua puluh persen yang menduduki posisi sebagai Presiden Komisaris Persis Solo.
Adapun tiga puluh persen saham dipegang pengusaha muda Kevin Nugroho dan sepuluh persen lain milik para pendiri dan dua puluh enam tim internal Persis.
Artis dan youtuber Raffi Ahmad bersama pengusaha Randy Salim mengakuisisi klub Liga dua Cilegon United, mengganti nama menjadi Rans FC, sesuai nama rumah produksi yang dimiliki Raffi dan istrinya Nagita Slavina, serta memindahkan home basenya ke Jakarta.
Ada juga cerita Muhammad Attamimi alias Ata Hallintar yang mengubah nama klub Liga 2 Putra Safin Group (PSG) Pati menjadi AHHA PS Pati. PSG sebelumnya dimiliki Wakil Bupati Pati Saiful Arifin dari Putra Sunan Giri Gresik.
Tak hanya level Liga dua, madu sepak bola Indonesia juga menarik minat Gading Marten yang membeli saham mayoritas Persikota Tangerang. Sebagai klub Liga tiga, Persikota mencoba bangun dari tidur panjangnya.
Di kasta teratas, Gilang Widya Pramana, pengusaha muda berusia 32 tahun, memberikan angin segar bagi Arema FC setelah diangkat sebagai presiden baru tim berjuluk ‘Singo Edan’. Berjuluk ‘Crazy Rich Malang’, Gilang merupakan pemilik dari Juragan 99 Trans, yang bergerak di bidang transportasi darat dan juga co-founder dari MS Glow For Men.
Tak mau kalah, artis dan youtuber lain, Baim Wong, memilih tidak mengelola klub namun membuka peluang untuk mendanai alias menjadi sponsor kompetisi Liga 2 2021.
Ivan Garda menyoroti rangkaian fakta di atas. Menurutnya, trend seleb masuk industri sepak bola sebenarnya sesuatu yang menggembirakan, karena dunia bola kita menjadi semakin inklusif dan dinilai memiliki prospek bisnis menjanjikan.
“Semoga kehadiran mereka ini tidak coba-coba. Jangan sampai setelah nanti tahu bagaimana kerasnya industri bola Indonesia kemudian pada mundur teratur,” tandas pria yang sehari-hari berprofesi sebagai advokat dan kurator itu.
Ivan memaparkan, sejarah kompetisi sepak bola Indonesia pernah ramai dengan masuknya pejudi, politisi, dan pengusaha ramai-ramai memiliki klub sepak bola. Kalau sekarang ini marak dengan berkecimpungnya para pengusaha dari kalangan milenial, ia berharap hal itu bukan sebagai trend sporadis saja.
“Dari era Niac Mitra, Cahaya Kita, sampai kini kita masuk zaman Bali United, Persib, dan musim depan klubnya para seleb kaya raya itu, kita harus ingat muara sepak bola nasional adalah tim nasional. Percuma saja hingar binger di liga tapi jeblok di timnas," tandas Ivan.
Tak lupa, Ivan mengingatkan peringkat timnas Indonesia yang belum beranjak di posisi ke-173 FIFA, dan bahkan terancam bisa turun lagi setelah tiga pertandingan lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2022 di Dubai, baru-baru ini.
“Kita jangan terlena. Industri sepak bola yang meriah dengan masuknya makin banyak pebisnis baru tentu menjadi sinyal positif. Tapi, jangan lupakan orientasi untuk timnas. Federasi dan para pencinta sepak bola harus kawal ketat soal ini,” pungkasnya.
(sra)