Ganjarist : Kepemimpinan Ganjar Pranowo Teruji Dalam Peristiwa Wadas
Jum'at, 11 Februari 2022 - 11:00 WIB
Jakarta - Kedatangan Gubernur Jawa tengah Ganjar Pranowo ke Desa Wadas, Kec. Bener, Kab. Puworejo, Jawa tengah pada Selasa (8/2) lalu untuk meredam dan menengahi persoalan yang tengah terjadi mendapat apresiasi dari Sekjen Kornas Ganjarist.
Menurut Kris Tjantra selaku Sekjen Kornas Ganjarist, kedatangan orang nomor satu di Provinsi Jawa tengah yang langsung hadir ke lokasi yang tengah memanas dan tidak menentu dengan pembawaan yang sangat tenang menandakan Ganjar Pranowo sebagai seorang pemimpin yang bisa meredam dan menyelesaikan persoalan.
"Kedatangan Ganjar ditengah konflik warga Wadas yang tengah memanas akibat kontra dengan unsur TNI/Polri untuk menolak pengukuran tanah, melakukan komunikasi yang baik, bisa merangkul pihak-pihak yang tengah bertikai dan membuat kondisi semakin kondusif menjadi sebuah gambaran seorang pemimpin yang selalu terdepan dalam menyelesaikan sebuah persoalan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat," ungkap Kris Tjantra.
Dengan pembawaan yang tenang, sosok Ganjar dimata Kris Tjantra merupakan pemimpin yang paham akan management crisis, bisa menjadi role model bagi gubernur lainnya dan tentunya dapat melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan dari Presiden Joko Widodo.
Peristiwa Wadas yang diakhiri dengan dipulangkannya warga dengan mempergunakan dua buah bus yang disewa oleh Ganjar Pranowo dimana sebelumnya warga juga memperoleh bingkisan, hal ini jelas Kris menggambarkan Ganjar memiliki jiwa leadership, ksatria untuk meminta maaf secara langsung kepada serta bertanggung jawab penuh atas keselamatan warganya.
Dalam peristiwa Wadas Kris juga menambahkan bahwa posisi Ganjar Pranowo adalah sebagai pemilik wilayah. Disatu sisi Ganjar harus mendampingi warganya namun disisi lain sebagai gubernur tentunya Ganjar juga harus mengamankan project strategis nasional milik pemerintah pusat bersama PUPR serta BPN.
"Mencermati Ganjar dalam menyelesaikan masalah yang tengah terjadi di Desa Wadas dengan potensi chaos yang sangat tinggi, Ganjarist yakin dan tidak salah pilih bila Ganjar Pranowo pantas menjadi presiden RI ditahun 2024 mendatang," tegas Kris Tjantra.
Kris Tjantra juga menambahkan bahwa seseorang yang memiliki integritas pasti akan berusaha untuk selalu jujur dalam setiap tindakannya bahkan saat memiliki kesalahan seorang pemimpin tidak akan malu untuk mengakuinya dihadapan orang lain sekalipun dan integritas ini dimiliki oleh seorang Ganjar Pranowo.
Seperti diketahui sebelumnya viralnya peristiwa Wadas bermula ketika puluhan warga di Desa Wadas diamankan oleh petugas kepolisian saat proses pengukuran tanah di lokasi penambangan andesit bagi pengerjaan proyek Bendungan Wadas pada Selasa (8/2).
Para warga yang diamankan tersebut adalah mereka yang bersikeras menolak lahannya dibebaskan untuk penambangan batu andesit dimana total luas tanah yang akan dibebaskan untuk penambangan itu mencapai sekitar 124 hektare.
Dari penambangan itulah, batu andesit dari Desa Wadas tersebut nantinya akan digunakan sebagai material untuk pembangunan Waduk Bener yang lokasinya berada di Kabupaten Purworejo.
Adapun warga Desa Wadas yang menolak karena khawatir penambangan galian di desanya akan merusak sumber mata air dan sawah lantaran sebagian besar mata pencaharian mereka adalah petani.
Menurut Kris Tjantra selaku Sekjen Kornas Ganjarist, kedatangan orang nomor satu di Provinsi Jawa tengah yang langsung hadir ke lokasi yang tengah memanas dan tidak menentu dengan pembawaan yang sangat tenang menandakan Ganjar Pranowo sebagai seorang pemimpin yang bisa meredam dan menyelesaikan persoalan.
"Kedatangan Ganjar ditengah konflik warga Wadas yang tengah memanas akibat kontra dengan unsur TNI/Polri untuk menolak pengukuran tanah, melakukan komunikasi yang baik, bisa merangkul pihak-pihak yang tengah bertikai dan membuat kondisi semakin kondusif menjadi sebuah gambaran seorang pemimpin yang selalu terdepan dalam menyelesaikan sebuah persoalan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat," ungkap Kris Tjantra.
Dengan pembawaan yang tenang, sosok Ganjar dimata Kris Tjantra merupakan pemimpin yang paham akan management crisis, bisa menjadi role model bagi gubernur lainnya dan tentunya dapat melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan dari Presiden Joko Widodo.
Peristiwa Wadas yang diakhiri dengan dipulangkannya warga dengan mempergunakan dua buah bus yang disewa oleh Ganjar Pranowo dimana sebelumnya warga juga memperoleh bingkisan, hal ini jelas Kris menggambarkan Ganjar memiliki jiwa leadership, ksatria untuk meminta maaf secara langsung kepada serta bertanggung jawab penuh atas keselamatan warganya.
Dalam peristiwa Wadas Kris juga menambahkan bahwa posisi Ganjar Pranowo adalah sebagai pemilik wilayah. Disatu sisi Ganjar harus mendampingi warganya namun disisi lain sebagai gubernur tentunya Ganjar juga harus mengamankan project strategis nasional milik pemerintah pusat bersama PUPR serta BPN.
"Mencermati Ganjar dalam menyelesaikan masalah yang tengah terjadi di Desa Wadas dengan potensi chaos yang sangat tinggi, Ganjarist yakin dan tidak salah pilih bila Ganjar Pranowo pantas menjadi presiden RI ditahun 2024 mendatang," tegas Kris Tjantra.
Kris Tjantra juga menambahkan bahwa seseorang yang memiliki integritas pasti akan berusaha untuk selalu jujur dalam setiap tindakannya bahkan saat memiliki kesalahan seorang pemimpin tidak akan malu untuk mengakuinya dihadapan orang lain sekalipun dan integritas ini dimiliki oleh seorang Ganjar Pranowo.
Seperti diketahui sebelumnya viralnya peristiwa Wadas bermula ketika puluhan warga di Desa Wadas diamankan oleh petugas kepolisian saat proses pengukuran tanah di lokasi penambangan andesit bagi pengerjaan proyek Bendungan Wadas pada Selasa (8/2).
Para warga yang diamankan tersebut adalah mereka yang bersikeras menolak lahannya dibebaskan untuk penambangan batu andesit dimana total luas tanah yang akan dibebaskan untuk penambangan itu mencapai sekitar 124 hektare.
Dari penambangan itulah, batu andesit dari Desa Wadas tersebut nantinya akan digunakan sebagai material untuk pembangunan Waduk Bener yang lokasinya berada di Kabupaten Purworejo.
Adapun warga Desa Wadas yang menolak karena khawatir penambangan galian di desanya akan merusak sumber mata air dan sawah lantaran sebagian besar mata pencaharian mereka adalah petani.
(sra)