Begini Penampakan Pasukan Elite Muslim Chechnya yang Membantu Rusia Perangi Ukraina
Rabu, 02 Maret 2022 - 06:55 WIB
Ribuan pria dari Chechnya bersedia menawarkan bantuan kepada angkatan bersenjata Rusia. Pernyataan itu diungkapkan Pemimpin Republik Chechnya Ramzan Kadyrov saat militer Moskow melakukan serangan hari kedua di Ukraina. Pada Jumat (25/2/2022), 12.000 sukarelawan lokal berkumpul di alun-alun pusat ibukota regional, Grozny.
Kadyrov memberi tahu publikasi “Chechnya Sevodnya” tentang rapat umum mereka, yang diselenggarakan untuk menunjukkan dukungan mereka kepada Kremlin dan kesiapan mereka membantu tujuannya.
"Ini adalah sukarelawan yang siap berangkat untuk operasi khusus kapan saja untuk mengamankan negara dan rakyat kami," tegas Kadyrov kepada Chechnya Sevodnya.
Dia menambahkan, “Tidak ada pasukan yang akan dikerahkan sampai Panglima Tertinggi Putin memberi perintah lanjutkan.”
Menurut Menteri Kebijakan Nasional Chechnya, Akhmed Dudayev, tujuan dari kongregasi itu adalah menunjukkan bagaimana kesiapan pasukan untuk mengikuti perintah dan mempertahankan tanah air mereka. “Itu adalah pemeriksaan personel,” papar Dudayev menjelaskan kepada RBK, “Pemeriksaan kesiapan personel untuk melaksanakan perintah panglima tertinggi, presiden negara, Vladimir Vladimirovich Putin.”
Dalam pidato yang dia berikan kepada prajurit yang berkumpul di Grozny tengah, Kadyrov menuntut agar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta maaf kepada Putin. “Mengambil kesempatan ini, saya ingin memberikan saran kepada Presiden Zelensky saat ini agar dia menelepon Presiden kita, Panglima Tertinggi Vladimir Vladimirovich Putin, dan meminta maaf karena tidak melakukannya lebih cepat,” ujar dia. “Lakukan untuk menyelamatkan Ukraina. Minta maaf dan setujui semua persyaratan yang diajukan Rusia.
Ini akan menjadi langkah yang paling benar dan patriotik baginya,” papar pemimpin Chechnya itu. Moskow menggelar "operasi militer khusus" di Ukraina pada dini hari Kamis pagi, dengan maksud demiliterisasi dan "de-nazifikasi" negara itu.
Sebelumnya, Rusia menuduh bahwa pemerintah Kiev bertanggung jawab atas delapan tahun genosida dalam perang negara itu di wilayah Donbass. Saat hari kedua serangan hampir berakhir, sebagian besar militer Ukraina telah lumpuh, dengan bandara, pusat komunikasi, infrastruktur pertahanan, dan pangkalan militer rusak dalam serangkaian serangan udara Rusia.
Terletak di barat daya negara Rusia, Chechnya adalah negara republik otonomo bagian federasi Rusia. Suku Chenchen yang merupakan penduduk asli wilayah tersebut bersikeras ingin mempertahankan wilayah merea. Hingga akhirnya di tahun 1003 Rusia memberikan kemerdekaan kepada Chechnya. Merdeka pada tanggal 10 Januari 1993, Chechnya menjadi salah satu negara yang masih muda. Tahun ini negara tersebut baru merayakan yang ke-29.
Memiliki luas negara 17.300 kilometer, Chechnya memiliki penduduk mayoritas muslim sekitar 95 persen dan sisanya merupakan penganut Kristen Ortodoks.
Saat ini Republik Chechnya dipimpin oleh Ramzan Kadyrov yang kembali terpilih pada tahun 2021 yang lalu menjadi pemimpin negara tersebut dengan menang sangat telak, meraih 99 persen suara.
Kadyrov sendiri diketahui telah memimpin Chechnya sejak tahun 2007 lalu. Ia dilantik sebagai presiden Chechnya pada 6 April 2007 atas penunjukan Presiden Vladimir Putin.
Kadyrov memberi tahu publikasi “Chechnya Sevodnya” tentang rapat umum mereka, yang diselenggarakan untuk menunjukkan dukungan mereka kepada Kremlin dan kesiapan mereka membantu tujuannya.
"Ini adalah sukarelawan yang siap berangkat untuk operasi khusus kapan saja untuk mengamankan negara dan rakyat kami," tegas Kadyrov kepada Chechnya Sevodnya.
Dia menambahkan, “Tidak ada pasukan yang akan dikerahkan sampai Panglima Tertinggi Putin memberi perintah lanjutkan.”
Menurut Menteri Kebijakan Nasional Chechnya, Akhmed Dudayev, tujuan dari kongregasi itu adalah menunjukkan bagaimana kesiapan pasukan untuk mengikuti perintah dan mempertahankan tanah air mereka. “Itu adalah pemeriksaan personel,” papar Dudayev menjelaskan kepada RBK, “Pemeriksaan kesiapan personel untuk melaksanakan perintah panglima tertinggi, presiden negara, Vladimir Vladimirovich Putin.”
Dalam pidato yang dia berikan kepada prajurit yang berkumpul di Grozny tengah, Kadyrov menuntut agar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta maaf kepada Putin. “Mengambil kesempatan ini, saya ingin memberikan saran kepada Presiden Zelensky saat ini agar dia menelepon Presiden kita, Panglima Tertinggi Vladimir Vladimirovich Putin, dan meminta maaf karena tidak melakukannya lebih cepat,” ujar dia. “Lakukan untuk menyelamatkan Ukraina. Minta maaf dan setujui semua persyaratan yang diajukan Rusia.
Ini akan menjadi langkah yang paling benar dan patriotik baginya,” papar pemimpin Chechnya itu. Moskow menggelar "operasi militer khusus" di Ukraina pada dini hari Kamis pagi, dengan maksud demiliterisasi dan "de-nazifikasi" negara itu.
Sebelumnya, Rusia menuduh bahwa pemerintah Kiev bertanggung jawab atas delapan tahun genosida dalam perang negara itu di wilayah Donbass. Saat hari kedua serangan hampir berakhir, sebagian besar militer Ukraina telah lumpuh, dengan bandara, pusat komunikasi, infrastruktur pertahanan, dan pangkalan militer rusak dalam serangkaian serangan udara Rusia.
Terletak di barat daya negara Rusia, Chechnya adalah negara republik otonomo bagian federasi Rusia. Suku Chenchen yang merupakan penduduk asli wilayah tersebut bersikeras ingin mempertahankan wilayah merea. Hingga akhirnya di tahun 1003 Rusia memberikan kemerdekaan kepada Chechnya. Merdeka pada tanggal 10 Januari 1993, Chechnya menjadi salah satu negara yang masih muda. Tahun ini negara tersebut baru merayakan yang ke-29.
Memiliki luas negara 17.300 kilometer, Chechnya memiliki penduduk mayoritas muslim sekitar 95 persen dan sisanya merupakan penganut Kristen Ortodoks.
Saat ini Republik Chechnya dipimpin oleh Ramzan Kadyrov yang kembali terpilih pada tahun 2021 yang lalu menjadi pemimpin negara tersebut dengan menang sangat telak, meraih 99 persen suara.
Kadyrov sendiri diketahui telah memimpin Chechnya sejak tahun 2007 lalu. Ia dilantik sebagai presiden Chechnya pada 6 April 2007 atas penunjukan Presiden Vladimir Putin.
(sra)