Semangat dalam Secangkir Kopi Racikan Barista Tunanetra di Tengah Pandemi Covid-19
Rabu, 22 Juli 2020 - 05:47 WIB
Ahmad Hilmy Almunsawa (22) penyandang tuna netra meracik kopi pesanan pelanggan di Mata Hati Koffie di Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten.
click to zoom
Ahmad Hilmy Almunsawa (22) penyandang tuna netra meracik kopi pesanan pelanggan di Mata Hati Koffie di Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten,
click to zoom
Ahmad Hilmy Almunsawa (22) penyandang tuna netra meracik kopi pesanan pelanggan di Mata Hati Koffie di Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten.
click to zoom
Barista muda yang mengalami kebutaan total sejak umur 12 tahun ini masih aktif kuliah di FKIP UMJ Jakarta.
click to zoom
Penamaan jenis kopi menggunakan huruf braille untuk memudahkan barista.
click to zoom
Sejak pandemi Covid-19, pendapatannya mengalami penurunan drastis dari sebelumnya Rp 1juta/hari menjadi Rp 300ribu/hari. Meskipun begitu, Hilmy tetap bersemangat meracik kopi agar bisa dinikmati oleh para pelanggan setianya.
click to zoom
Sejak pandemi Covid-19, pendapatannya mengalami penurunan drastis dari sebelumnya Rp 1juta/hari menjadi Rp 300ribu/hari. Meskipun begitu, Hilmy tetap bersemangat meracik kopi agar bisa dinikmati oleh para pelanggan setianya.
click to zoom
Ahmad Hilmy Almunsawa (22) penyandang tuna netra meracik kopi pesanan pelanggan di Mata Hati Koffie di Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (21/7/2020).
click to zoom
Ahmad Hilmy Almunsawa (22) penyandang tuna netra meracik kopi pesanan pelanggan di Mata Hati Koffie di Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (21/7/2020). Barista muda yang mengalami kebutaan total sejak umur 12 tahun ini masih aktif kuliah di FKIP UMJ Jakarta. Sejak pandemi Covid-19, pendapatannya mengalami penurunan drastis dari sebelumnya Rp 1juta/hari menjadi Rp 300ribu/hari. Meskipun begitu, Hilmy tetap bersemangat meracik kopi agar bisa dinikmati oleh para pelanggan setianya.
(sra)