BATOK, Perpaduan Marketplace dan Lelang Bagi Pecinta Kendaraan Klasik
Kamis, 31 Maret 2022 - 01:27 WIB
Jakarta - Dua tahun belakangan ini market shifting atau pergeseran pasar dan growth significantly atau pertumbuhan secara signifikan kendaraan mobil klasik di tanah air mengalami kenaikan yang sangat berarti. Market shifting yang dulunya hanya orang tua, saat ini mulai menyasar anak muda atau yang biasa disebut generasi milenial.
Definisi kendaraan klasik tidak hanya sempit pada kisaran usia dan nama saja, tapi saat ini sudah bergeser berdasarkan karakter, status sosial, jumlah, kondisi, tingkat kelangkaan dan yang pasti bentuknya. Kendaraan klasik juga merupakan heritage seseorang bagi penerusnya yang secara instan akan memberikan citra nostalgia dan sentuhan emosional bagi penikmatnya, meskipun hanya dengan memandangnya.
Klasifikasi kendararaan klasik saat ini pun tanpa ada batasan, mulai dari generasi kuno (antik), retro dan vintage yang harganya mulai dari puluhan juta bahkan hingga milyaran rupiah selalu ada peminatnya. Tak heran, kendaraan klasik mulai dilirik sebagai salah satu bentuk investasi yang sangat menjanjikan.
Berdasarkan dari fenomena tersebut, tercetuslah ide kreatif dari sosok yang sudah tidak asing didunia otomotif, yaitu Muhammad AL Abdullah atau yang sering disebut Memet. Lama tidak muncul didunia otomotif, Memet, mantan Founder dan CEO Garansindo Group dan Gesits ini membuat gebrakan dengan memanfaatkan momentum pandemi saat ini. Adapun ide tersebut Memet tuangkan dalam bentuk aplikasi digital yang bernama BANDAR OTO KLASIK atau disingkat dengan BATOK.
“BATOK merupakan aplikasi E Commerce pertama di Indonesia bahkan di ASEAN yang menggabungkan marketplaces dan lelang sekaligus, khususnya kendaraan klasik,” ungkap Memet saat peluncuran BATOK di Hotel Dharmawangsa, Jakarta pada Rabu (30/3) sore. Memet menyadari bahwa market, shifting, komunitas dan harga kendaraan klasik mengalami kenaikan yang sangat pesat. Atas dasar itu, inilah yang menjadi dasar bagi memet untuk menghadirkan BATOK yang juga asli merupakan karya anak bangsa.
Memet kemudian mendelegasikan aplikasi BATOK ini kepada anak sulungnya, Fathan sebagai CMO (Chief Marketing Officer) yang kemudian menggandeng partnernya Hassan Judin sebagai CTO (Chief Technology Officer), serta Andri Renreng sebagai COO (Chief Operation Officer). Memet yang selalu tampil forever young ini selalu menegaskan ke penerusnya bahwa BATOK memiliki misi secara tidak langsung bahwa kedepannya kendaraan klasik akan menjadi “must have item” khususnya bagi penggemar otomotif.
Tidak tanggung tanggung, Memet meyakini target BATOK tahun ini adalah mendapatkan awareness diwilayah ASEAN dan target tahun depan adalah menuju pasar global. Untuk tahap awal, BATOK memberikan akses free kepada konsumen, sesuai slogan BATOK yang selalu ditekankan Memet kepada penerusnya “a Small Things can A Big Things”
Definisi kendaraan klasik tidak hanya sempit pada kisaran usia dan nama saja, tapi saat ini sudah bergeser berdasarkan karakter, status sosial, jumlah, kondisi, tingkat kelangkaan dan yang pasti bentuknya. Kendaraan klasik juga merupakan heritage seseorang bagi penerusnya yang secara instan akan memberikan citra nostalgia dan sentuhan emosional bagi penikmatnya, meskipun hanya dengan memandangnya.
Klasifikasi kendararaan klasik saat ini pun tanpa ada batasan, mulai dari generasi kuno (antik), retro dan vintage yang harganya mulai dari puluhan juta bahkan hingga milyaran rupiah selalu ada peminatnya. Tak heran, kendaraan klasik mulai dilirik sebagai salah satu bentuk investasi yang sangat menjanjikan.
Berdasarkan dari fenomena tersebut, tercetuslah ide kreatif dari sosok yang sudah tidak asing didunia otomotif, yaitu Muhammad AL Abdullah atau yang sering disebut Memet. Lama tidak muncul didunia otomotif, Memet, mantan Founder dan CEO Garansindo Group dan Gesits ini membuat gebrakan dengan memanfaatkan momentum pandemi saat ini. Adapun ide tersebut Memet tuangkan dalam bentuk aplikasi digital yang bernama BANDAR OTO KLASIK atau disingkat dengan BATOK.
“BATOK merupakan aplikasi E Commerce pertama di Indonesia bahkan di ASEAN yang menggabungkan marketplaces dan lelang sekaligus, khususnya kendaraan klasik,” ungkap Memet saat peluncuran BATOK di Hotel Dharmawangsa, Jakarta pada Rabu (30/3) sore. Memet menyadari bahwa market, shifting, komunitas dan harga kendaraan klasik mengalami kenaikan yang sangat pesat. Atas dasar itu, inilah yang menjadi dasar bagi memet untuk menghadirkan BATOK yang juga asli merupakan karya anak bangsa.
Memet kemudian mendelegasikan aplikasi BATOK ini kepada anak sulungnya, Fathan sebagai CMO (Chief Marketing Officer) yang kemudian menggandeng partnernya Hassan Judin sebagai CTO (Chief Technology Officer), serta Andri Renreng sebagai COO (Chief Operation Officer). Memet yang selalu tampil forever young ini selalu menegaskan ke penerusnya bahwa BATOK memiliki misi secara tidak langsung bahwa kedepannya kendaraan klasik akan menjadi “must have item” khususnya bagi penggemar otomotif.
Tidak tanggung tanggung, Memet meyakini target BATOK tahun ini adalah mendapatkan awareness diwilayah ASEAN dan target tahun depan adalah menuju pasar global. Untuk tahap awal, BATOK memberikan akses free kepada konsumen, sesuai slogan BATOK yang selalu ditekankan Memet kepada penerusnya “a Small Things can A Big Things”
(sra)