Ngidang, Tradisi Makan Bersama Kesultanan Palembang Darussalam yang Terus Dijaga

Jum'at, 24 Juni 2022 - 23:23 WIB
Tradisi makan bersama ala masyarakat Palembang yang dikenal dengan ngidang, yang dalam bahasa Indonesia berarti menghidangkan merupakan tradisi sejak zaman Kesultanan Palembang Darussalam.
click to zoom
Dengan menghidangkan berbagai lauk pauk khas seperti malbi, ayam kecap, pindang ikan, brengkes tempoyak, acar, sambal buah, dan buah nanas, dengan pilihan nasi minyak atau nasi putih yang disajikan secara lesehan untuk kisaran 6-8 orang.
click to zoom
Dengan menghidangkan berbagai lauk pauk khas seperti malbi, ayam kecap, pindang ikan, brengkes tempoyak, acar, sambal buah, dan buah nanas, dengan pilihan nasi minyak atau nasi putih yang disajikan secara lesehan untuk kisaran 6-8 orang.
click to zoom
Sebelum menikmati makan ngidang kita dapat mencuci tangan di ceret yang telah disediakan, karena makan ngidang mengunakan tangan. Tradisi ini biasanya dilakukan pada acara seperti sedekah, pernikahan, khitanan, syukuran, perayaan hari-hari keagamaan, dan lain sebagainya.
click to zoom
Tradisi makan ngidang harus tetap dilestarikan dan jangan sampai punah diharapkan nantinya dapat terdaftar sebagai tradisi asli Palembang sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).
click to zoom
Guna menjaga tradisi makan ngidang Dinas Pariwisata Kota Palembang menjadikan tradisi ini menjadi bagian dari berbagai kegiatan seperti yang dilakukan Kadis Pariwisata Palembang Sulaiman Amin memperkenalkan makan ngidang kepada finalis Bujang Gadis Palembang 2022 di Rumah Panggung Darussalam Jalan KH Ahmad Dahlan Palembang.
click to zoom
Tradisi makan bersama ala masyarakat Palembang yang dikenal dengan ngidang, yang dalam bahasa Indonesia berarti menghidangkan merupakan tradisi sejak zaman Kesultanan Palembang Darussalam. Dengan menghidangkan berbagai lauk pauk khas seperti malbi, ayam kecap, pindang ikan, brengkes tempoyak, acar, sambal buah, dan buah nanas, dengan pilihan nasi minyak atau nasi putih yang disajikan secara lesehan untuk kisaran 6-8 orang.

Sebelum menikmati makan ngidang kita dapat mencuci tangan di ceret yang telah disediakan, karena makan ngidang mengunakan tangan. Tradisi ini biasanya dilakukan pada acara seperti sedekah, pernikahan, khitanan, syukuran, perayaan hari-hari keagamaan, dan lain sebagainya. Tradisi makan ngidang harus tetap dilestarikan dan jangan sampai punah diharapkan nantinya dapat terdaftar sebagai tradisi asli Palembang sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).

Guna menjaga tradisi makan ngidang Dinas Pariwisata Kota Palembang menjadikan tradisi ini menjadi bagian dari berbagai kegiatan seperti yang dilakukan Kadis Pariwisata Palembang Sulaiman Amin memperkenalkan makan ngidang kepada finalis Bujang Gadis Palembang 2022 di Rumah Panggung Darussalam Jalan KH Ahmad Dahlan Palembang.
(sra)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Foto Terkait
Foto Terpopuler
Foto Terkini More