Upacara Peringatan Kedatangan Yang Suci Sam Poo Tay Djien ke-617 di Semarang

Sabtu, 30 Juli 2022 - 10:29 WIB
Sejumlah umat Tri Dharma mengikuti upacara bersama dan parade kesenian memperingati kedatangan Yang Suci Sam Poo Tay Djien ke-617 di Kelenteng Tay Kak Sie Gang Lombok, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (29/7/2022) malam.
click to zoom
Sejumlah umat Tri Dharma mengikuti upacara bersama dan parade kesenian memperingati kedatangan Yang Suci Sam Poo Tay Djien ke-617 di Kelenteng Tay Kak Sie Gang Lombok, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (29/7/2022) malam.
click to zoom
Sejumlah umat Tri Dharma mengikuti upacara bersama dan parade kesenian memperingati kedatangan Yang Suci Sam Poo Tay Djien ke-617 di Kelenteng Tay Kak Sie Gang Lombok, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (29/7/2022) malam.
click to zoom
Sejumlah umat Tri Dharma mengikuti upacara bersama dan parade kesenian memperingati kedatangan Yang Suci Sam Poo Tay Djien ke-617 di Kelenteng Tay Kak Sie Gang Lombok, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (29/7/2022) malam.
click to zoom
Sejumlah umat Tri Dharma mengikuti upacara bersama dan parade kesenian memperingati kedatangan Yang Suci Sam Poo Tay Djien ke-617 di Kelenteng Tay Kak Sie Gang Lombok, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (29/7/2022) malam.
click to zoom
Sejumlah umat Tri Dharma mengikuti upacara bersama dan parade kesenian memperingati kedatangan Yang Suci Sam Poo Tay Djien ke-617 di Kelenteng Tay Kak Sie Gang Lombok, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (29/7/2022) malam.

Dalam sejarahnya, Laksamana Zheng He atau dikenal juga sebagai Sam Poo Tay Djien, lahir pada tahun 1371 di sebelah selatan Danau Dian, di provinsi Yunnan, China. Ayahnya adalah seorang Muslim dari Persia yang semasa hidupnya mengabdi pada kekaisaran Mongol.

Ketika pasukan Ming mengalahkan Yunnan, Zheng He yang pada saat itu berusia 11 tahun ditawan dan kemudian dikebiri pada umur 13. Ia kemudian dijadikan pengabdi bagi pangeran muda Zhu Di, salah satu anak dari kaisar Hong Wu. Karena kesetiaannya pada kerajaan yang ia tunjukkan dengan berperang melawan Hoei Tee yang berusaha untuk menggulingkan raja, Zheng He diangkat menjadi panglima tertinggi saat pangeran Zhu Di menjadi raja.

Setahun setelah Zhu Di berkuasa, Zheng He ditunjuk untuk menjelajah lautan sebagai misi untuk memperluas eksistensi China dimata dunia melewati negara-negara di bagian selatan. Dia memimpin 62 kapal besar dengan 27,000 tentara dan memulai ekspedisi pada tahun 1405. Inilah awal mula sebuah hikayat besar yang terkenal di Champa, Jawa, Melaka, Srilanka, India, Sumatra, Maladewa, Mogadishu, Hormuz dan Jazirah Arab.

Zheng He tidak hanya menjalin dan memperbaiki hubungan dagang dan diplomatic dengan negara-negara tujuannya, kehadirannya juga begitu membekas bagi masyarakat lokal. Hal tersebut dapat dilihat dengan banyaknya klenteng yang dibuat sebagai bentuk penghormatan baginya. Di Semarang, manifestasi laksamana Zheng He bahkan lebih besar daripada itu, ia meninggalkan warisan yang tidak lekang oleh waktu.

Semarang adalah ibu kota dari provinsi Jawa Tengah dengan populasi keturunan China yang besar hingga saat ini. Berdasarkan cerita, laksamana Zheng He tidak berniat untuk mampir ke Semarang, namun kala ia sedang berlayar, salah seorang letnan bernama Wang Ji Hong yang ikut dalam ekspedisinya jatuh sakit dan mereka pun terpaksa melakukan pendaratan darurat. Simongan-sebelum menjadi Semarang, menjadi tempat tinggal sementara bagi Zheng dan pasukannya selama menanti kesembuhan Wang Ji Hong.
(sra)
Foto Terkait
Foto Terpopuler
Foto Terkini More