Potret Semangat Belajar Siswa di Sekolah Alam Kebon Dalem Semarang
Jum'at, 12 Agustus 2022 - 13:50 WIB
Aktivitas sejumlah siswa SMP sedang melakukan penelitian tanaman di kompleks Laboratorium Sekolah Berbasis Alam Kebon Dalem di kawasan Durenan, Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (11/8/2022). Siswa SMP Kebon Dalem berproses dengan lingkungan hidup yakni interaksi dengan lingkungan hidup.
Kepala SMP Kebondalem Semarang Maria Dwi Nurwaningsih mengatakan interaksi dengan lingkungan hidup dilakukan karena siswa ada yang belum terbiasa dengan alam. Untuk sadar betul, memegang daun, mengamati bahkan mengetahui nama dari pohon tidak semuanya pernah atau tahu. “Maka dalam proses ini mereka berada dalam fase itu. Anak-anak dalam kelompok mereka dibagi per area lalu mereka mengidentifikasi sebanyak mungkin tanaman yang menjadi bagian mereka, rumput pun boleh dan mereka kami minta menggunakan aplikasi untuk mencoba mendeteksi ini jenis tanaman apa,” katanya.
Di situlah proses belajar, benar atau salah itu bagian dari proses. Dari situ mereka mencari detailnya, apa itu pohon misalnya menemukan pohon delima lalu dicari manfaatnya apa, proses namanya gimana, dari mana. Sampai sebanyak mungkin tanaman yang mereka temukan, setelah itu dibahas dalam kelompok kecilnya. Kemudian mereka punya tugas lanjutan nama-nama latin spesies atau famili dari pohon-pohon kemudian akan dilaminating diberikan di pohon yang ada di kompleks ini di tingkatan SMP. Selain itu, siswa ditempa penguatan karakter, seperti melihat plastik di mana pun mesti diambil karena memungut sampah bukan pekerjaan rendah, tapi disitulah sebagai martabat manusia, punya kebudayaan yang baik, tahu tata nilai. Hal itu salah satu indikatornya adalah anak yang punya rasa cinta pada lingkungan. Mereka kembali ke kelompok setelah penguatan karakter. Mereka punya inisiatif tertentu dari temuan-temuan mereka, sehingga saat nanti lulus benar-benar jadi manusia yang ekologis, sadar lingkungan, punya komitmen yang kuat melakukan tindakan sekecil apa pun. Karena kode lingkungan hidup yakni efisiensi, efektif, hemat energi, konsisten.
Kepala SMP Kebondalem Semarang Maria Dwi Nurwaningsih mengatakan interaksi dengan lingkungan hidup dilakukan karena siswa ada yang belum terbiasa dengan alam. Untuk sadar betul, memegang daun, mengamati bahkan mengetahui nama dari pohon tidak semuanya pernah atau tahu. “Maka dalam proses ini mereka berada dalam fase itu. Anak-anak dalam kelompok mereka dibagi per area lalu mereka mengidentifikasi sebanyak mungkin tanaman yang menjadi bagian mereka, rumput pun boleh dan mereka kami minta menggunakan aplikasi untuk mencoba mendeteksi ini jenis tanaman apa,” katanya.
Di situlah proses belajar, benar atau salah itu bagian dari proses. Dari situ mereka mencari detailnya, apa itu pohon misalnya menemukan pohon delima lalu dicari manfaatnya apa, proses namanya gimana, dari mana. Sampai sebanyak mungkin tanaman yang mereka temukan, setelah itu dibahas dalam kelompok kecilnya. Kemudian mereka punya tugas lanjutan nama-nama latin spesies atau famili dari pohon-pohon kemudian akan dilaminating diberikan di pohon yang ada di kompleks ini di tingkatan SMP. Selain itu, siswa ditempa penguatan karakter, seperti melihat plastik di mana pun mesti diambil karena memungut sampah bukan pekerjaan rendah, tapi disitulah sebagai martabat manusia, punya kebudayaan yang baik, tahu tata nilai. Hal itu salah satu indikatornya adalah anak yang punya rasa cinta pada lingkungan. Mereka kembali ke kelompok setelah penguatan karakter. Mereka punya inisiatif tertentu dari temuan-temuan mereka, sehingga saat nanti lulus benar-benar jadi manusia yang ekologis, sadar lingkungan, punya komitmen yang kuat melakukan tindakan sekecil apa pun. Karena kode lingkungan hidup yakni efisiensi, efektif, hemat energi, konsisten.
(sra)