Denyut Nadi Kehidupan Pesisir Utara Ibu Kota
Rabu, 12 Agustus 2020 - 11:29 WIB
Di balik gemerlapnya ibu kota mereka hidup. Hamparan laut, deburan ombak, angin yang kencang, dan tak jarang badai seakan sudah menjadi "teman" akrab bagi masyarakat Kampung Nelayan Cilincing, Jakarta Utara. Dengan kondisi yang terbilang serba kekurangan, tanpa keluh dan kesah mereka terus melangkah menjalani kehidupan.
Kadang diri ini berpikir, mungkin, tak cukup bagi mereka jika hanya berpasrah dengan garis takdir yang telah Tuhan tetapkan. Jadi, sejak matahari mulai mengangkasa di langit pagi, mereka sudah terlihat beraktivitas demi mencari pundi-pundi rupiah. Tetap kokoh, demi seutas senyum dari anak-anak mereka, para generasi muda meski raga sudah digerogoti usia.
Kerasnya kehidupan di pesisir terkadang membuat mereka menyisihkan makan dengan status "asal kenyang". Iya, mata ini sudah menjadi saksi. Bagaimana alam mengajarkan mereka untuk terus hidup menjalani kehidupan tanpa kenal mengeluh, beserta mimpi-mimpi tinggi yang mereka rajut bersama asa.
Waktu itu, ada sebuah perbincangan dari beberapa anak-anak di sana tentang impian. Ada yang ingin menjadi dokter, guru, fotografer, bahkan seorang jurnalis. Iya, diri ini hanya bisa mengaminkan dari jauh sembari berharap doa mereka dikabulkan semesta.
Meski kebanyakan orang memandang tempat ini sebelah mata. Namun bagiku, di balik kampung yang sudah ada sejak puluhan tahun dan berasal dari keringat serta tetes air mata para masyarakat pesisir ini, tersimpan sejuta cita, asa, dan cerita indah di dalamnya.
Pengirim : Fazjri Abdillah, Politeknik Negeri Jakarta
Pengambilan Foto : November 2019 - Maret 2020
Lokasi : Kampung Nelayan Cilincing, Jakarta Utara
Kadang diri ini berpikir, mungkin, tak cukup bagi mereka jika hanya berpasrah dengan garis takdir yang telah Tuhan tetapkan. Jadi, sejak matahari mulai mengangkasa di langit pagi, mereka sudah terlihat beraktivitas demi mencari pundi-pundi rupiah. Tetap kokoh, demi seutas senyum dari anak-anak mereka, para generasi muda meski raga sudah digerogoti usia.
Kerasnya kehidupan di pesisir terkadang membuat mereka menyisihkan makan dengan status "asal kenyang". Iya, mata ini sudah menjadi saksi. Bagaimana alam mengajarkan mereka untuk terus hidup menjalani kehidupan tanpa kenal mengeluh, beserta mimpi-mimpi tinggi yang mereka rajut bersama asa.
Waktu itu, ada sebuah perbincangan dari beberapa anak-anak di sana tentang impian. Ada yang ingin menjadi dokter, guru, fotografer, bahkan seorang jurnalis. Iya, diri ini hanya bisa mengaminkan dari jauh sembari berharap doa mereka dikabulkan semesta.
Meski kebanyakan orang memandang tempat ini sebelah mata. Namun bagiku, di balik kampung yang sudah ada sejak puluhan tahun dan berasal dari keringat serta tetes air mata para masyarakat pesisir ini, tersimpan sejuta cita, asa, dan cerita indah di dalamnya.
Pengirim : Fazjri Abdillah, Politeknik Negeri Jakarta
Pengambilan Foto : November 2019 - Maret 2020
Lokasi : Kampung Nelayan Cilincing, Jakarta Utara
(rat)