Secarik Catatan Kehadiran Kopi Liberika di Indonesia

Jum'at, 28 Agustus 2020 - 07:47 WIB
Petani menjemur biji kopi Liberika di bawah terik matahari.
click to zoom
Petani memetik biji kopi yang sudah matang.
click to zoom
Petani memperlihatkan biji kopi Liberika yang baru di petik dari pohon.
click to zoom
Petani memperlihatkan biji kopi Liberika yang baru di petik dari pohon.
click to zoom
Petani mempersiapkan mesin penggilingan biji kopi.
click to zoom
Warga yang tergabung dalam Kelompok Tani Barong Mulya menjemur biji kopi jenis Liberika sebelum memasuki tahap pengolahan di Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
click to zoom
Warga yang tergabung dalam Kelompok Tani Barong Mulya menjemur biji kopi jenis Liberika sebelum memasuki tahap pengolahan di Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
click to zoom
Petani meracik kopi untuk dinikmati.
click to zoom
Kopi Liberika yang sempat bertengger harganya dikisaran Rp 2800 per kilogram beberapa tahun kebelakang kini mengalami peningkatan hingga Rp 5000 perkilonya.
click to zoom
Kopi Liberika yang sempat bertengger harganya dikisaran Rp 2800 per kilogram beberapa tahun kebelakang kini mengalami peningkatan hingga Rp 5000 perkilonya.
click to zoom
Petani dari Kelompok Tani Barong Mulya memperlihatkan biji kopi Liberika yang telah dijemur untuk proses pengeringan di Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (27/08/2020).
click to zoom
Warga yang tergabung dalam Kelompok Tani Barong Mulya menjemur biji kopi jenis Liberika sebelum memasuki tahap pengolahan di Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (27/08/2020). Kopi jenis Liberica yang hampir punah tersebut kembali bergeliat di hati para petani kopi di kawasan tersebut. Kopi Liberica hadir ke dalam catatan perkembangan kopi di Indonesia. Dalam catatan arsip tua yang ditulis oleh kongsi dagang Belanda atau VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie), komoditas kopi masuk ke Indonesia pada 1696. Pada tahun 1878, perkebunan kopi jenis Arabika di Hindia Belanda yang terletak di dataran rendah mengalami kegagalan akibat terserang penyakit karat daun atau Hemileia vastatrix (HV). Untuk menanggulanginya, VOC mendatangkan spesies kopi Liberika (Coffea liberica) yang diperkirakan lebih tahan penyakit karat daun. Sampai beberapa tahun lamanya, kopi Liberika menggantikan kopi Arabika di perkebunan dataran rendah. Di pasar Eropa, kopi Liberika saat itu dihargai sama dengan Arabika. Namun, kopi Liberika mengalami hal yang sama, rusak terserang karat daun. Akhirnya pada 1907 Belanda mendatangkan spesies lain, yakni kopi Robusta. Kopi Liberika yang sempat bertengger harganya dikisaran Rp 2800 per kilogram beberapa tahun kebelakang kini mengalami peningkatan hingga Rp 5000 perkilonya.
(sra)
Foto Terkait
Foto Terpopuler
Foto Terkini More