Momen Sandiaga Membatik Nitik di Workshop KaTa Kreatif 2023 Bantul DIY
Senin, 29 Mei 2023 - 08:47 WIB
Bantul - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno melanjutkan kunjungan kerjanya di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan menghadiri Workshop Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif 2023 di Pendopo Parasamya Bantul, Minggu (28/5/2023).
Dalam kesempatan itu, Menparekraf Sandiaga berpraktik membatik khas Bantul, yaitu Batik Nitik bersama Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih. Nama Batik Nitik sendiri berasal dari Bahasa Jawa yaitu "nitik" yang berarti memberi titik.
Ribuan titik dideret membentuk suatu pola. Pola-pola ini tidak diserat atau digoreskan tetapi dititikkan. Motif Batik Nitik terdiri dari ribuan titik yang tersusun dan terukur sedemikian rupa hingga membentuk ruang, sudut, bidang geometris, bentuk bunga, daun, sulur-sulur, serta garis-garis panjang yang mengandung makna keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhan dan alamnya.
Menparekraf Sandiaga mengatakan Batik Nitik ini telah menarik perhatian pasar internasional. Karena dalam ASEAN Tourism Forum (ATF) beberapa waktu yang lalu, Batik Nitik terpilih sebagai busana resmi bagi anggota delegasi yang hadir.
Dalam kesempatan ini Menparekraf Sandiaga juga mengapresiasi kolaborasi yang baik antara Pemerintah Kabupaten Bantul dan komunitas pelaku ekraf setempat dalam upaya meningkatkan kualitas sektor ekraf yang ada di Bantul yang mengunggulkan subsektor kriya, fesyen, dan kuliner. Hal ini terbukti dengan keikutsertaan Bantul dalam seleksi penentuan UNESCO Creative Cities Network (UCCN).
Dalam kesempatan itu, Menparekraf Sandiaga berpraktik membatik khas Bantul, yaitu Batik Nitik bersama Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih. Nama Batik Nitik sendiri berasal dari Bahasa Jawa yaitu "nitik" yang berarti memberi titik.
Ribuan titik dideret membentuk suatu pola. Pola-pola ini tidak diserat atau digoreskan tetapi dititikkan. Motif Batik Nitik terdiri dari ribuan titik yang tersusun dan terukur sedemikian rupa hingga membentuk ruang, sudut, bidang geometris, bentuk bunga, daun, sulur-sulur, serta garis-garis panjang yang mengandung makna keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhan dan alamnya.
Menparekraf Sandiaga mengatakan Batik Nitik ini telah menarik perhatian pasar internasional. Karena dalam ASEAN Tourism Forum (ATF) beberapa waktu yang lalu, Batik Nitik terpilih sebagai busana resmi bagi anggota delegasi yang hadir.
Dalam kesempatan ini Menparekraf Sandiaga juga mengapresiasi kolaborasi yang baik antara Pemerintah Kabupaten Bantul dan komunitas pelaku ekraf setempat dalam upaya meningkatkan kualitas sektor ekraf yang ada di Bantul yang mengunggulkan subsektor kriya, fesyen, dan kuliner. Hal ini terbukti dengan keikutsertaan Bantul dalam seleksi penentuan UNESCO Creative Cities Network (UCCN).
(sra)