Potret 3 Mahasiswa Indonesia Masih Bertugas Bantu Jamaah Haji di Malam Wisuda Mereka

Senin, 26 Juni 2023 - 11:26 WIB
Muhammad Azlan Lubis saat bertugas menjadi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi.
click to zoom
Adlan Ahmad Subqi saat bertugas menjadi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi.
click to zoom
Muhammad Khoirul Anam saat bertugas menjadi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi.
click to zoom
Muhammad Azlan Lubis (kiri), Adlan Ahmad Subqi (tengah) dan Muhammad Khoirul Anam saat mengikuti wisuda secara online. Mereka bertiga duduk secara berjejer dan mendengarkan arahan wisuda dengan khidmat.
click to zoom
JAKARTA - Sebanyak 492 petugas haji yang tergabung dalam Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi telah diberangkatkan pada Sabtu, 20 Mei 2023 lalu. Mereka ditempatkan untuk melayani di Daerah Kerja Bandara, Daerah Kerja Madinah, serta Kantor Urusan Haji (KUH) di Jeddah.

Selain petugas dari indonesia, pemerintah juga memberi kesempatan bagi mahasiswa indonesia yang berada di sekitar Arab Saudu sebagai tenaga pendukung dan tenaga musiman.

Petugas haji dari tenaga pendukung biasanya sengaja dari unsur mahasiswa yang menguasai bahasa arab untuk membantu akselerasi bahasa yang diperlukan oleh petugas di lapangan.

Mereka di rekrut melalui seleksi dan pendaftaran, kemampuan berbahasa arab nya menjadi modal untuk akselerasi petugas dalam menjalankan tugas di lapangan.

Beberapa petugas haji ada juga yang merupakan mahasiswa. Tiga orang tersebut adalah Muhammad khoirul Anam, Muhammad azlan lubis dan Adlan Ahmad subqi.

Mereka adalah mahasiwa Indonesia yang tengah melanjutkan bangku perkuliahan di fakultas syari’ah Universitas Al-Ahgaff, Tarim Hadramaut Yaman.

Saat ditemui wartawan, Sabtu, 24 Juni 2023, mereka tampak mengikuti wisuda secara online. Mereka bertiga duduk secara berjejer dan mendengarkan arahan wisuda dengan khidmat.

Ternyata, pada malam itu, ketiganya tengah menjalani prosesi wisuda ditengah kesibukannya menjadi petugas haji. Walaupun pilihan yang sungguh berat, namun mereka yakin menjadi petugas haji merupakan suatu yang mulia.

Azlan Lubis mengungkapkan perasaannya yang sedih karena tak dapat ikut wisuda. Sekaligus bahagia menjadi salah satu dari ratusan petugas haji.

"Saya merasa sedih dan bahagia. Sedih karena tidak bisa ikut wisudah secara langsung dan merasa bahagia dikarenakan teman seperjuangan dari semenjak dari Indonesia ke Yaman lima tahun bisa lulus tepat waktu," ujar petugas haji layanan sektor 11 Makkah ini.

Namun dia berharap sesudah lulus ilmu yang didapatkan di Universitas Al-Ahgaff, Tarim Hadramaut Yaman selama lima tahun dapat diamalkan dan bermanfaat bagi masyarakat.

"Semoga apa yang kami pelajari dan hapal semoga selama lima tahun itu semoga bisa diamalkan dan bermanfaat bagi umat terutama kepada agama dan keluarga kita sendiri," kata dia.

Sama halnya dengan Azlan Lubis, Adlan Ahmad Subqi dimana dia mengaku merupakan pilihan yang sulit antara memilih wisuda atau menjalani haji di tahun ini. Sebab proses wisuda merupakan hasil dari perjuangan nya belajar selama 5 tahun bersama teman-temannya disana.

"Kita berjuang selama 5 tahun bersama teman-teman kemudian di wisuda bareng itu adalah akhir dari perjuangan," kata Adlan.

Sedangkan berhaji, menurutnya juga sulit, karena menjadi kesempatan pertama selain menjadi petugas haji juga dapat menunaikan ibadah haji.

"Itu sangat sulit sekali dan kita memilih haji dan hanya bisa mendoakan teman-teman di sana untuk menunaikan wisuda dan lancar acara yang sekarang dilaksanakan," kata petugas haji layanan transportasi bus shalawat sektor 3 Syisyah Makkah ini.

Sehingga dia berharap ilmu yang didapatkan selain bermanfaat bagi dirinya juga bagi orang lain di dunia hingga akhirat.

"Harapan yang pertama adalah ilmu yang saya dapatkan semoga bisa bermanfaat bagi saya sendiri. Kedua bisa bermanfaat bagi orang lain dan semua orang di dunia hingga akhirat," katanya.

Muhammad Khairul Anam, mahasiswa yang menjadi petugas haji layanan Lansia sektor 1 madinah yang justru didukung oleh orang tua untuk menjalani ibadah haji terlebih dahulu.

"Kalau orang tua saya sebenarnya tidak terlalu sedih karena mereka juga merasa senang karena anaknya sudah mau melaksanakan ibadah haji masalawisuda bagi mereka biasa saja," ungkap nya.

Sebab, ibadah haji sendiri merupakan panggilan Allah SWT dan tidak semua orang dapat menjalaninya. Bahkan antrian haji di Indonesia sendiri bisa mencapai 40-50 tahun lamanya.

"Tapi saya mengedepankan Haji dulu karena Haji sangat susah di Indonesia mengantri yang panjang. Kebetulan ada kesempatan dan karunia menjadi petugas haji jadi ini suatu pilihan yang berat meninggalkan wisuda atau meninggalkan haji," tuturnya.

Foto Istimewa

Baca juga : Sapi Kurban Terberat di Deli Serdang Ini Dijual Seharga Rp140 Juta
(sra)
Foto Terkait
Foto Terpopuler
Foto Terkini More