Jenderal Pimpinan Kudeta Gabon Jadi Presiden Interim, Dikawal Pasukan Elit
Selasa, 05 September 2023 - 08:30 WIB
LIBREVILLE - Jenderal Brice Oligui Nguema, pimpinan kudeta menggulingkan Presiden Gabon Ali Bongo, dilantik sebagai presiden interim, Senin (4/9/2023). Pelantikan dilakukan dalam sebuah seremoni yang disiarkan televisi dan dirancang untuk menampilkan militer sebagai pembebas masyarakat yang tertindas.
Kerumunan warga memadati rute arak-arakan militer yang membawa Jenderal Brice Oligui Nguema dalam kawalan pasukan elit dengan peralatan tempur lengkap berikut senjata laras panjang di Libreville, Gabon.
Nguema mendapat tepuk tangan meriah dari para perwira dan pejabat militer saat ia tiba untuk upacara tersebut, dan sekali lagi setelah ia dilantik oleh panel hakim mahkamah konstitusi.
TV pemerintah menayangkan gambar kerumunan orang yang bersorak-sorai dan pengangkut personel lapis baja yang menembak ke laut untuk menandai momen tersebut.
Militer pimpinan Jenderal Brice Oligui Nguema merebut kekuasaan pada 30 Agustus, beberapa menit setelah pengumuman pemilu yang menyatakan Ali Bongo sebagai pemenang. Pihak militer membatalkan hasil pemilu dan dinyatakan tidak kredibel.
Kudeta tersebut mengundang dukungan pihak warga di jalan-jalan ibu kota Libreville, namun mendapat kecaman dari luar negeri, termasuk dari blok regional Afrika Tengah ECCAS yang mengatakan bahwa pihaknya menangguhkan Gabon hingga kembalinya tatanan konstitusional.
“Ketika rakyat dihancurkan oleh para pemimpin mereka… tentaralah yang mengembalikan martabat mereka,” kata Jenderal Brice Oligui Nguema di sela pelantikan. “Masyarakat Gabon, hari ini masa kebahagiaan yang diimpikan nenek moyang kita akhirnya tiba.”
Ali Bongo sendiri masih menjadi tahanan rumah. Ia terpilih pada tahun 2009, menggantikan mendiang ayahnya yang berkuasa pada tahun 1967. Para penentangnya mengatakan bahwa keluarga tersebut tidak berbuat banyak untuk membagi kekayaan minyak dan pertambangan Gabon kepada 2,3 juta penduduk selama 56 tahun masa kepemimpinan mereka.
FOTO : REUTERS/Stringer
Kerumunan warga memadati rute arak-arakan militer yang membawa Jenderal Brice Oligui Nguema dalam kawalan pasukan elit dengan peralatan tempur lengkap berikut senjata laras panjang di Libreville, Gabon.
Nguema mendapat tepuk tangan meriah dari para perwira dan pejabat militer saat ia tiba untuk upacara tersebut, dan sekali lagi setelah ia dilantik oleh panel hakim mahkamah konstitusi.
TV pemerintah menayangkan gambar kerumunan orang yang bersorak-sorai dan pengangkut personel lapis baja yang menembak ke laut untuk menandai momen tersebut.
Militer pimpinan Jenderal Brice Oligui Nguema merebut kekuasaan pada 30 Agustus, beberapa menit setelah pengumuman pemilu yang menyatakan Ali Bongo sebagai pemenang. Pihak militer membatalkan hasil pemilu dan dinyatakan tidak kredibel.
Kudeta tersebut mengundang dukungan pihak warga di jalan-jalan ibu kota Libreville, namun mendapat kecaman dari luar negeri, termasuk dari blok regional Afrika Tengah ECCAS yang mengatakan bahwa pihaknya menangguhkan Gabon hingga kembalinya tatanan konstitusional.
“Ketika rakyat dihancurkan oleh para pemimpin mereka… tentaralah yang mengembalikan martabat mereka,” kata Jenderal Brice Oligui Nguema di sela pelantikan. “Masyarakat Gabon, hari ini masa kebahagiaan yang diimpikan nenek moyang kita akhirnya tiba.”
Ali Bongo sendiri masih menjadi tahanan rumah. Ia terpilih pada tahun 2009, menggantikan mendiang ayahnya yang berkuasa pada tahun 1967. Para penentangnya mengatakan bahwa keluarga tersebut tidak berbuat banyak untuk membagi kekayaan minyak dan pertambangan Gabon kepada 2,3 juta penduduk selama 56 tahun masa kepemimpinan mereka.
FOTO : REUTERS/Stringer
(ary)