Pasokan Air Menipis, Warga Bolivia Berkumpul di Bendungan untuk Berdoa Meminta Hujan

Sabtu, 07 Oktober 2023 - 11:29 WIB
Warga Bolivia berkumpul di bendungan Incachaca untuk berdoa memohon hujan, di pinggiran La Paz, Bolivia, 6 Oktober 2023. REUTERS/Claudia Morales
click to zoom
Warga Bolivia berkumpul di bendungan Incachaca untuk berdoa memohon hujan, di pinggiran La Paz, Bolivia, 6 Oktober 2023. REUTERS/Claudia Morales
click to zoom
Para perempuan adat berdoa meminta hujan di dekat bendungan Incachaca, di Incachaca, di pinggiran La Paz, Bolivia, 6 Oktober 2023. REUTERS/Claudia Morales
click to zoom
Seorang pria memegang topi dan Kitab Suci sambil berdoa meminta hujan di dekxat bendungan Incachaca, di Incachaca, di pinggiran La Paz, Bolivia, 6 Oktober 2023. REUTERS/Claudia Morales
click to zoom
Sepuluh waduk yang memasok La Paz - salah satu kota terbesar di negara itu dengan sekitar 2,2 juta penduduk - hanya memiliki persediaan air untuk 135 hari.
click to zoom
Di bawah teriknya matahari, lebih dari tiga ratus warga Bolivia pada hari Jumat (6/10) berbaris menuju sebuah dataran berdebu di dekat bendungan Incachaca yang menghadap ke kota La Paz, berkumpul untuk berdoa memohon turunnya hujan dan berakhirnya kekeringan parah yang mengancam pasokan air mereka.
click to zoom
Sesampainya di sana, mereka berlutut, berdoa dalam bahasa Aymara, Quechua dan Spanyol, mata mereka terpejam dengan tangan menengadah ke langit.
click to zoom
Pemandangan bendungan Incachaca, di Incachaca, di pinggiran La Paz, Bolivia 6 Oktober 2023. REUTERS/Claudia Morales
click to zoom
Sesampainya di sana, mereka berlutut, berdoa dalam bahasa Aymara, Quechua dan Spanyol, mata mereka terpejam dengan tangan menengadah ke langit.
click to zoom
LA PAZ, 6 Oktober (Reuters) - Di bawah teriknya matahari, lebih dari tiga ratus warga Bolivia pada hari Jumat (6/10) berbaris menuju sebuah dataran berdebu di dekat bendungan Incachaca yang menghadap ke kota La Paz, berkumpul untuk berdoa memohon turunnya hujan dan berakhirnya kekeringan parah yang mengancam pasokan air mereka.

Sepuluh waduk yang memasok La Paz - salah satu kota terbesar di negara itu dengan sekitar 2,2 juta penduduk - hanya memiliki persediaan air untuk 135 hari, demikian perusahaan air milik negara Bolivia, EPSAS, memperingatkan.

Sambil mengangkat payung untuk menghalau panas, para wanita yang mengenakan topi bowler tradisional dan rok warna-warni berjalan bersama para pemuda yang memainkan drum dan seruling.

Sesampainya di sana, mereka berlutut, berdoa dalam bahasa Aymara, Quechua dan Spanyol, mata mereka terpejam dengan tangan menengadah ke langit.

"Kami datang ke puncak untuk berseru meminta hujan," kata Susana Laruta, seorang anggota gereja Kristen evangelis setempat.

Tanpa curah hujan yang signifikan, persediaan air di kota yang berada di dataran tinggi ini akan habis pada bulan Februari. Musim hujan seharusnya dimulai pada bulan Desember, namun prakiraan terbaru tidak menggembirakan.

Hanya sedikit hujan yang diperkirakan akan turun karena fenomena cuaca yang dikenal sebagai El Nino, demikian ungkap badan meteorologi nasional.

El Nino, pemanasan suhu permukaan air di Samudera Pasifik bagian timur dan tengah, terkait dengan kondisi cuaca ekstrem.

"Perubahan iklimlah yang memicu perubahan-perubahan ini," kata Bernardo Vedia, uskup Metodis setempat.

"Itulah sebabnya kami datang ke sini untuk bergabung bersama dalam doa untuk berseru kepada Tuhan agar hujan turun di bumi," katanya.

(Pelaporan oleh Santiago Limachi dan Sergio Limachi; Penulisan oleh David Alire Garcia; Penyuntingan oleh Edwina Gibbs)

Foto REUTERS/Claudia Morales
(sra)
Foto Terkait
Foto Terpopuler
Foto Terkini More