Menyusuri Anak Sungai Mahakam
Sabtu, 06 Januari 2024 - 22:09 WIB
Sejumlah wisatawan menaiki speed boat (perahu motor) melintasi anak Sungai Mahakam, Kalimantan Timur, Jumat (5/1/2024). Anak Sungai Mahakam menyuguhkan panorama keindahan alam dan deretan bangunan berbagai proyek.
Sungai Mahakam merupakan sungai utama yang membagi kota Samarinda menjadi dua, Samarinda Kota dan Samarinda Seberang. Sungai ini merupakan pertemuan aliran sungai yang berhulu dari daerah dekat dengan perbatasan Kalimantan Timur dengan Sabah, Malaysia, dan aliran sungai yang berasal dari Kalimantan Utara. Menelusuri daerah Laham, Benanga, Melak (Kutai Barat), melewati Danau Melintang, Sebulu, Tenggarong, Samarinda dan sebelum bermuara di Selat Makasar, terbagi menjadi beberapa cabang, yang semuanya berakhir di Selat Makasar.
Dengan geografis ini menunjukkan Sungai Mahakam berasal dari aliran-aliran anak sungai kecil hingga akhirnya melebar dan bermuara di Selat Makasar. Dengan jalur panjang, sungai Mahakam telah menjadi urat nadi perekonomian di daerah Kalimantan Timur, khususnya di Samarinda sejak lama, tidaklah dipungkiri Samarinda pernah mendapat julukkan kota Dagang Tua.
FOTO: Ahmad Antoni
Sungai Mahakam merupakan sungai utama yang membagi kota Samarinda menjadi dua, Samarinda Kota dan Samarinda Seberang. Sungai ini merupakan pertemuan aliran sungai yang berhulu dari daerah dekat dengan perbatasan Kalimantan Timur dengan Sabah, Malaysia, dan aliran sungai yang berasal dari Kalimantan Utara. Menelusuri daerah Laham, Benanga, Melak (Kutai Barat), melewati Danau Melintang, Sebulu, Tenggarong, Samarinda dan sebelum bermuara di Selat Makasar, terbagi menjadi beberapa cabang, yang semuanya berakhir di Selat Makasar.
Dengan geografis ini menunjukkan Sungai Mahakam berasal dari aliran-aliran anak sungai kecil hingga akhirnya melebar dan bermuara di Selat Makasar. Dengan jalur panjang, sungai Mahakam telah menjadi urat nadi perekonomian di daerah Kalimantan Timur, khususnya di Samarinda sejak lama, tidaklah dipungkiri Samarinda pernah mendapat julukkan kota Dagang Tua.
FOTO: Ahmad Antoni
(sra)