Risiko Kecemasan dan Depresi Pasca Pemilu Meningkat
Rabu, 28 Februari 2024 - 20:26 WIB
(Dari kanan) Peneliti Utama Ray Wagiu Basrowi, Inisiator Kaukus Kristin Samah, Inisiator dan Ketua Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa Nila F Moeloek dan Inisiator Romo Mudji Sutrisno berbincang usai menyampaikan hasil studi observasional terkait kesehatan jiwa dan pemilu, Jakarta, Rabu (28/2/2024).
click to zoom
Peneliti Utama Ray Wagiu Basrowi menyampaikan hasil studi observasional terkait kesehatan jiwa dan pemilu, Jakarta, Rabu (28/2/2024).
click to zoom
Peneliti Utama Ray Wagiu Basrowi menyampaikan hasil studi observasional terkait kesehatan jiwa dan pemilu, Jakarta, Rabu (28/2/2024).
click to zoom
Hasil study observasional terkait kesehatan jiwa dan pemilu menemukan, prevalensi kecemasan (anxiety) sedang hingga berat mencapai 16 persen dan depresi (depression) sebesar 17,1 persen. Temuan ini lebih tinggi dibanding data hasil Riskesdas 2018 dan Direktorat Keswa Kemenkes 2022.
click to zoom
(Dari kanan) Peneliti Utama Ray Wagiu Basrowi, Inisiator Kaukus Kristin Samah, Inisiator dan Ketua Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa Nila F Moeloek dan Inisiator Romo Mudji Sutrisno berbincang usai menyampaikan hasil studi observasional terkait kesehatan jiwa dan pemilu, Jakarta, Rabu (28/2/2024). Hasil study observasional terkait kesehatan jiwa dan pemilu menemukan, prevalensi kecemasan (anxiety) sedang hingga berat mencapai 16 persen dan depresi (depression) sebesar 17,1 persen. Temuan ini lebih tinggi dibanding data hasil Riskesdas 2018 dan Direktorat Keswa Kemenkes 2022.
(sra)