Maju Bersama Wirdani Nasution, Panutan Pemilik Toko Kelontong dari Tangerang
Rabu, 03 April 2024 - 16:39 WIB
Wirdani Nasution, biasa disapa Wirda, adalah sosok pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang inspiratif. Dari “SRC Rizky”, toko kelontong miliknya di Cipadu Jaya, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang, Banten, Wirda berusaha untuk menebar manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Ini karena ia ingin maju bersama-sama. Sebagai ganjarannya, Wirda pun dipercaya menjadi sosok panutan bagi pemilik-pemilik toko kelontong lain di Tangerang.
Toko SRC Rizky tidak terletak di pinggir jalan utama. Namun itu sama sekali tidak menghalangi Wirda untuk mengembangkan usahanya. Ia membuktikan, dengan kejelian melihat peluang, toko kelontong di mana pun bisa bersinar.
“Banyak yang bertanya, ‘Bagaimana sih, warung ini bisa maju? Padahal, warung itu kan seharusnya di pinggir jalan’. Saya tepis itu. Kalau kita bisa memanfaatkan peluang yang ada, pasti warung kita ramai,” kata Wirda.
Semakin Maju sejak Gabung SRC
Salah satu peluang yang Wirda manfaatkan adalah bergabung dengan Sampoerna Retail Community (SRC) sejak tahun 2018. SRC sendiri merupakan jaringan toko kelontong masa kini yang tergabung dalam program pemberdayaan PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna), yang bertujuan meningkatkan daya saing para pemilik toko kelontong melalui pendampingan usaha berkelanjutan. Wirda merupakan salah satu dari 250.000 anggota SRC yang tersebar di seluruh Indonesia.
Wirda mengungkapkan, sejak bergabung dengan SRC, banyak ilmu yang ia dapatkan untuk pengembangan toko kelontongnya. Berbagai pembenahan dilakukan, di antaranya melakukan pengecatan toko, merapikan tata letak barang dagangan, menjaga kebersihan toko, dan memastikan penerangan toko memadai sehingga pelanggan nyaman berbelanja.
“Saya diajari banyak hal, seperti cara menata dan mengelompokkan barang, termasuk agar tidak ada rentengan lagi. Jadi ilmu-ilmu dan pemberdayaan dari SRC sangat bermanfaat sehingga warung saya dan suami bertambah maju. Saya senang sekali bergabung dengan SRC,” lanjutnya.
Dampaknya, pemasukan SRC Rizky mengalami peningkatan, dari sekitar Rp7-8 juta per bulan menjadi Rp12-15 juta setiap bulannya. Manfaatnya pun dirasakan oleh keluarga Wirda. Mereka sekarang tinggal di rumah sendiri yang menyatu dengan tokonya. Letaknya tidak jauh dari rumah kontrak petakan tempat Wirda memulai usaha toko kelontongnya pada tahun 2004. Wirda kini juga memiliki toko kedua yang ia buatkan untuk anaknya.
Menolak Maju Sendirian
Keberhasilan SRC Rizky dan kemauan untuk terus maju menjadikan Wirda seorang pemilik toko kelontong panutan yang secara konsisten membagikan pengalamannya dan membina rekan-rekan sesama pemilik toko kelontong untuk bersama-sama menjadi lebih baik. Bagi Wirda, ini bukan hanya kebanggaan, tetapi juga tanggung jawab terhadap rekan-rekannya sesama anggota SRC.
Semangat untuk berbagi memang selalu ada dalam diri Wirda. Terlebih, Wirda pernah merasakan manfaat dari ilmu dan pengalaman rekan-rekannya di paguyuban yang telah lebih dulu bergabung dengan SRC.
“Saya beruntung ikut SRC. Saya jadi banyak belajar dari senior-senior yang sudah lebih dulu ada di SRC. Saya dapat ilmu, lalu saya bagi ilmunya lagi ke teman-teman,” cerita Wirda.
Tidak hanya pada sesama anggota SRC, Wirda juga berupaya agar lingkungan sekitarnya mendapat manfaat dari keberadaan SRC Rizky. Di tokonya, Wirda menampung berbagai produk rumahan yang diproduksi oleh para tetangganya. Produk-produk ini dijajakan di Pojok Lokal, rak khusus yang disediakan oleh toko-toko kelontong SRC bagi produk UMKM di sekitarnya. Wirda mengatakan, “ibu-ibu yang bisa buat keripik, jajanan, bisa menitipkan dagangannya di warung saya sehingga pendapatan mereka juga bisa meningkat.”
Ia juga kerap berbincang dengan mereka yang menitipkan produknya soal bagaimana membuat kemasan yang menarik dan berbagi berbagai hal yang bisa dilakukan agar usaha yang dirintis semakin maju. Dari sini, ikatan kekeluargaan dengan masyarakat sekitar semakin kuat. Wirda juga berusaha terlibat dan memberikan dukungan dalam berbagai aktivitas warga.
“Jadi kita itu jangan menganggap kita bisa besar sendiri tanpa masyarakat sekitar, karena memang merekalah yang membuat kita besar,” ujarnya.
Dengan pencapaian yang telah diraihnya, Wirda tetap ingin menebar manfaat bagi sesama. Baginya ini memang sesuatu yang patut dilakukan.
“Maju sendiri itu biasa, maju bersama itu luar biasa,” tutup Wirda.
Toko SRC Rizky tidak terletak di pinggir jalan utama. Namun itu sama sekali tidak menghalangi Wirda untuk mengembangkan usahanya. Ia membuktikan, dengan kejelian melihat peluang, toko kelontong di mana pun bisa bersinar.
“Banyak yang bertanya, ‘Bagaimana sih, warung ini bisa maju? Padahal, warung itu kan seharusnya di pinggir jalan’. Saya tepis itu. Kalau kita bisa memanfaatkan peluang yang ada, pasti warung kita ramai,” kata Wirda.
Semakin Maju sejak Gabung SRC
Salah satu peluang yang Wirda manfaatkan adalah bergabung dengan Sampoerna Retail Community (SRC) sejak tahun 2018. SRC sendiri merupakan jaringan toko kelontong masa kini yang tergabung dalam program pemberdayaan PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna), yang bertujuan meningkatkan daya saing para pemilik toko kelontong melalui pendampingan usaha berkelanjutan. Wirda merupakan salah satu dari 250.000 anggota SRC yang tersebar di seluruh Indonesia.
Wirda mengungkapkan, sejak bergabung dengan SRC, banyak ilmu yang ia dapatkan untuk pengembangan toko kelontongnya. Berbagai pembenahan dilakukan, di antaranya melakukan pengecatan toko, merapikan tata letak barang dagangan, menjaga kebersihan toko, dan memastikan penerangan toko memadai sehingga pelanggan nyaman berbelanja.
“Saya diajari banyak hal, seperti cara menata dan mengelompokkan barang, termasuk agar tidak ada rentengan lagi. Jadi ilmu-ilmu dan pemberdayaan dari SRC sangat bermanfaat sehingga warung saya dan suami bertambah maju. Saya senang sekali bergabung dengan SRC,” lanjutnya.
Dampaknya, pemasukan SRC Rizky mengalami peningkatan, dari sekitar Rp7-8 juta per bulan menjadi Rp12-15 juta setiap bulannya. Manfaatnya pun dirasakan oleh keluarga Wirda. Mereka sekarang tinggal di rumah sendiri yang menyatu dengan tokonya. Letaknya tidak jauh dari rumah kontrak petakan tempat Wirda memulai usaha toko kelontongnya pada tahun 2004. Wirda kini juga memiliki toko kedua yang ia buatkan untuk anaknya.
Menolak Maju Sendirian
Keberhasilan SRC Rizky dan kemauan untuk terus maju menjadikan Wirda seorang pemilik toko kelontong panutan yang secara konsisten membagikan pengalamannya dan membina rekan-rekan sesama pemilik toko kelontong untuk bersama-sama menjadi lebih baik. Bagi Wirda, ini bukan hanya kebanggaan, tetapi juga tanggung jawab terhadap rekan-rekannya sesama anggota SRC.
Semangat untuk berbagi memang selalu ada dalam diri Wirda. Terlebih, Wirda pernah merasakan manfaat dari ilmu dan pengalaman rekan-rekannya di paguyuban yang telah lebih dulu bergabung dengan SRC.
“Saya beruntung ikut SRC. Saya jadi banyak belajar dari senior-senior yang sudah lebih dulu ada di SRC. Saya dapat ilmu, lalu saya bagi ilmunya lagi ke teman-teman,” cerita Wirda.
Tidak hanya pada sesama anggota SRC, Wirda juga berupaya agar lingkungan sekitarnya mendapat manfaat dari keberadaan SRC Rizky. Di tokonya, Wirda menampung berbagai produk rumahan yang diproduksi oleh para tetangganya. Produk-produk ini dijajakan di Pojok Lokal, rak khusus yang disediakan oleh toko-toko kelontong SRC bagi produk UMKM di sekitarnya. Wirda mengatakan, “ibu-ibu yang bisa buat keripik, jajanan, bisa menitipkan dagangannya di warung saya sehingga pendapatan mereka juga bisa meningkat.”
Ia juga kerap berbincang dengan mereka yang menitipkan produknya soal bagaimana membuat kemasan yang menarik dan berbagi berbagai hal yang bisa dilakukan agar usaha yang dirintis semakin maju. Dari sini, ikatan kekeluargaan dengan masyarakat sekitar semakin kuat. Wirda juga berusaha terlibat dan memberikan dukungan dalam berbagai aktivitas warga.
“Jadi kita itu jangan menganggap kita bisa besar sendiri tanpa masyarakat sekitar, karena memang merekalah yang membuat kita besar,” ujarnya.
Dengan pencapaian yang telah diraihnya, Wirda tetap ingin menebar manfaat bagi sesama. Baginya ini memang sesuatu yang patut dilakukan.
“Maju sendiri itu biasa, maju bersama itu luar biasa,” tutup Wirda.
(sra)