Jawab Tantangan Rendahnya Literasi IKNB, IFG Luncurkan Buku
Rabu, 15 Mei 2024 - 11:40 WIB
DEPOK - SVEP IFG Progress IFG Reza Siregar bersama Wakil Direktur Utama IFG Haru Koesmahargyo menyerahkan buku kepada Kepala Departemen Perizinan, Pemeriksaan Khusus dan Pengendalian Kualitas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK Asep Iskandar, Dekan FEB UI Teguh Dartanto, Kepala LPEM FEB UI Chaikal Nuryakin, di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Depok, Jawa Barat, Rabu (15/5/2024).
Pada peluncuran buku IFG berjudul "Menuju Masa Depan Berkelanjutan: Mengeksplor Untapped Potentials di Sektor Asuransi dan Dana Pensiun" juga digelar talk show bertema Prudent Risk Mitigation Through Elevated Risk Periods yang menghadirkan sejumlah narasumber kompeten.
Memilih jenis asuransi yang tepat sebagai instrumen proteksi dan penempatan investasi dana pensiun sesuai kebutuhan dan persiapan masa depan menuntut pemahaman dan informasi yang komprehensif, terutama terkait risiko dalam mengambil keputusan tersebut. Hal ini semakin kompleks dengan tantangan makroekonomi global yang penuh dinamika dalam beberapa waktu terakhir.
Di sisi lain, ketersediaan materi dan informasi terkait literasi industri keuangan non-perbankan (IKNB) terutama asuransi dan dana pensiun yang terpercaya dan dapat menjadi acuan masih sangat minim di Indonesia.
Referensi literasi yang terpercaya tersebut dibutuhkan masyarakat agar tepat, aman, dan berkelanjutan dalam mengambil keputusan akan asuransi dan dana pensiun dan bagi regulator dalam membuat kebijakan.
Seperti diketahui, dari Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Indonesia yang
dilakukan OJK pada 2022, tingkat literasi keuangan nasional masih cukup rendah, yakni sekitar 49,68%. Hal ini berdampak pada rendahnya kontribusi sektor keuangan non perbankan,
khususnya asuransi dan dana pensiun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Pada peluncuran buku IFG berjudul "Menuju Masa Depan Berkelanjutan: Mengeksplor Untapped Potentials di Sektor Asuransi dan Dana Pensiun" juga digelar talk show bertema Prudent Risk Mitigation Through Elevated Risk Periods yang menghadirkan sejumlah narasumber kompeten.
Memilih jenis asuransi yang tepat sebagai instrumen proteksi dan penempatan investasi dana pensiun sesuai kebutuhan dan persiapan masa depan menuntut pemahaman dan informasi yang komprehensif, terutama terkait risiko dalam mengambil keputusan tersebut. Hal ini semakin kompleks dengan tantangan makroekonomi global yang penuh dinamika dalam beberapa waktu terakhir.
Di sisi lain, ketersediaan materi dan informasi terkait literasi industri keuangan non-perbankan (IKNB) terutama asuransi dan dana pensiun yang terpercaya dan dapat menjadi acuan masih sangat minim di Indonesia.
Referensi literasi yang terpercaya tersebut dibutuhkan masyarakat agar tepat, aman, dan berkelanjutan dalam mengambil keputusan akan asuransi dan dana pensiun dan bagi regulator dalam membuat kebijakan.
Seperti diketahui, dari Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Indonesia yang
dilakukan OJK pada 2022, tingkat literasi keuangan nasional masih cukup rendah, yakni sekitar 49,68%. Hal ini berdampak pada rendahnya kontribusi sektor keuangan non perbankan,
khususnya asuransi dan dana pensiun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
(rat)