Serangan Udara Israel Hantam Sekolah di Gaza, 80 Warga Palestina Tewas
Minggu, 11 Agustus 2024 - 19:23 WIB
DEIR AL-BALAH, Jalur Gaza - Serangan udara Israel menghantam sebuah sekolah yang berubah menjadi tempat penampungan di Gaza pada Sabtu pagi, menewaskan sedikitnya 80 orang dan melukai hampir 50 orang lainnya, kata otoritas kesehatan Palestina, dalam salah satu serangan paling mematikan dalam perang Israel-Hamas yang telah berlangsung selama 10 bulan. Seorang saksi mata mengatakan bahwa serangan tersebut terjadi saat jamaah sedang melaksanakan shalat di sebuah masjid di dalam gedung.
Militer Israel mengakui bahwa mereka menargetkan sekolah Tabeen di pusat Kota Gaza, dan mengatakan bahwa mereka menghantam pusat komando Hamas di sebuah masjid di kompleks sekolah tersebut dan menewaskan 19 pejuang Hamas dan Jihad Islam. Izzat al-Rishq, seorang pejabat tinggi Hamas, membantah adanya militan di sekolah tersebut.
Militer Israel juga membantah jumlah korban, dengan mengatakan bahwa "amunisi yang tepat" yang digunakan "tidak dapat menyebabkan jumlah kerusakan seperti yang dilaporkan" oleh pemerintah yang dikelola Hamas. Mereka mengatakan bahwa langkah-langkah yang diambil untuk membatasi risiko terhadap warga sipil termasuk penggunaan "hulu ledak kecil," pengawasan udara dan informasi intelijen.
Dinding-dinding di lantai dasar bangunan besar itu runtuh. Bongkahan beton dan besi yang bengkok tergeletak di lantai yang berlumuran darah. Mayat-mayat, beberapa dengan kain kafan berlumuran darah, diletakkan berdempetan di kuburan darurat, untuk memberi ruang bagi yang lain.
Militer Israel mengakui bahwa mereka menargetkan sekolah Tabeen di pusat Kota Gaza, dan mengatakan bahwa mereka menghantam pusat komando Hamas di sebuah masjid di kompleks sekolah tersebut dan menewaskan 19 pejuang Hamas dan Jihad Islam. Izzat al-Rishq, seorang pejabat tinggi Hamas, membantah adanya militan di sekolah tersebut.
Militer Israel juga membantah jumlah korban, dengan mengatakan bahwa "amunisi yang tepat" yang digunakan "tidak dapat menyebabkan jumlah kerusakan seperti yang dilaporkan" oleh pemerintah yang dikelola Hamas. Mereka mengatakan bahwa langkah-langkah yang diambil untuk membatasi risiko terhadap warga sipil termasuk penggunaan "hulu ledak kecil," pengawasan udara dan informasi intelijen.
Dinding-dinding di lantai dasar bangunan besar itu runtuh. Bongkahan beton dan besi yang bengkok tergeletak di lantai yang berlumuran darah. Mayat-mayat, beberapa dengan kain kafan berlumuran darah, diletakkan berdempetan di kuburan darurat, untuk memberi ruang bagi yang lain.
(sra)