Topan Yagi Mengamuk: Dua Tewas, Infrastruktur Hancur, dan Pelayaran Terhenti di Filipina
Selasa, 03 September 2024 - 05:30 WIB
Manila, 2 September 2024 — Badai Tropis Enteng, yang dikenal secara internasional sebagai Topan Yagi, telah menyebabkan dua orang tewas dan mengakibatkan kerusakan signifikan di Filipina. Berdasarkan pengumuman Dewan Manajemen dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional (NDRRMC) pada Senin, badai ini telah menyebabkan pembatalan banyak penerbangan dan berdampak besar pada kehidupan masyarakat di daerah terdampak.
Dewan tersebut sedang memverifikasi laporan terkait dampak badai. Sebanyak 14 keluarga dari tiga desa dilaporkan terdampak oleh cuaca ekstrem ini. Selain itu, badai ini juga menyebabkan dua bangunan runtuh dan hujan deras yang memicu tanah longsor di wilayah yang terdampak.
Badai Tropis Enteng telah memperkuat monsun barat daya, yang menyebabkan Presiden Ferdinand Marcos Jr. mengeluarkan perintah untuk meliburkan kantor dan sekolah pada Selasa (3/9). Keputusan ini diambil untuk melindungi keselamatan warga dan mengurangi risiko akibat cuaca buruk, seperti yang dilaporkan oleh harian Inquirer yang berbasis di Manila.
Selain dampak di darat, badai ini juga memengaruhi operasi pelayaran secara signifikan. Sebanyak 739 penumpang terdampar di berbagai pelabuhan, termasuk 679 di wilayah Bicol dan 60 di Calabarzon. Total 22 kapal, empat kapal motor, dan 282 kapal layanan kargo tidak dapat beroperasi karena kondisi cuaca yang membahayakan keselamatan.
Pihak berwenang terus memantau situasi dan memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak. Upaya pemulihan dan penanggulangan bencana sedang dilakukan untuk mengatasi dampak dari badai ini.
Dewan tersebut sedang memverifikasi laporan terkait dampak badai. Sebanyak 14 keluarga dari tiga desa dilaporkan terdampak oleh cuaca ekstrem ini. Selain itu, badai ini juga menyebabkan dua bangunan runtuh dan hujan deras yang memicu tanah longsor di wilayah yang terdampak.
Badai Tropis Enteng telah memperkuat monsun barat daya, yang menyebabkan Presiden Ferdinand Marcos Jr. mengeluarkan perintah untuk meliburkan kantor dan sekolah pada Selasa (3/9). Keputusan ini diambil untuk melindungi keselamatan warga dan mengurangi risiko akibat cuaca buruk, seperti yang dilaporkan oleh harian Inquirer yang berbasis di Manila.
Selain dampak di darat, badai ini juga memengaruhi operasi pelayaran secara signifikan. Sebanyak 739 penumpang terdampar di berbagai pelabuhan, termasuk 679 di wilayah Bicol dan 60 di Calabarzon. Total 22 kapal, empat kapal motor, dan 282 kapal layanan kargo tidak dapat beroperasi karena kondisi cuaca yang membahayakan keselamatan.
Pihak berwenang terus memantau situasi dan memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak. Upaya pemulihan dan penanggulangan bencana sedang dilakukan untuk mengatasi dampak dari badai ini.
(sra)