Metrodata dan FPT Berkolaborasi untuk Memimpin Transformasi Keamanan Siber dan AI di Indonesia
Senin, 23 September 2024 - 15:52 WIB
JAKARTA - (Kiri-kanan) Duta Besar Vietnam Ta Van Thong, Chairman FPT IS Tran Dang Hoa, Presiden Direktur PT Metrodata Electronics Tbk Susanto Djaja, Komisaris MTDL Ben Aristarchus Widyatmodjo menandatangani naskah perjanjian kerja sama di Jakarta, Senin (23/9/2024).
PT Metrodata Electronics Tbk ("Metrodata") dan FPT IS Company Limited ("FPT") secara resmi menandatangani perjanjian kerja sama untuk mendirikan joint venture PT FPT Metrodata Indonesia ("FMI"). Bergabungnya kedua perusahaan besar ini sebagai bentuk strategi ambisius dalam menangkap peluang pasar baru, dengan fokus pada investasi dalam R&D, pengembangan kekayaan intelektual, dan layanan profesional kelas atas.
Sebagai salah satu ekonomi digital yang tumbuh paling cepat di Asia Tenggara, Indonesia diperkirakan akan menjadi ekonomi digital terbesar di kawasan ini pada tahun 2030. Menurut laporan e-Conomy SEA 2023, ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai $360 miliar pada tahun 2030, naik dari $110 miliar pada tahun 2025. Seiring perkembangan lanskap digital di negara ini, Indonesia juga siap untuk peluang Manajemen Keamanan Siber dan transformasi Kecerdasan Buatan (AI).
Secara khusus, pada fase awal, FMI akan fokus pada pengembangan layanan keamanan siber, diikuti dengan layanan AI dan layanan cloud GPU, serta pengembangan perangkat lunak. Perusahaan patungan ini bertujuan untuk menjadi perusahaan terkemuka yang memimpin layanan keamanan siber dan transformasi AI di Indonesia, dengan target run-rate bisnis sebesar $100 juta dalam lima tahun ke depan.
PT Metrodata Electronics Tbk ("Metrodata") dan FPT IS Company Limited ("FPT") secara resmi menandatangani perjanjian kerja sama untuk mendirikan joint venture PT FPT Metrodata Indonesia ("FMI"). Bergabungnya kedua perusahaan besar ini sebagai bentuk strategi ambisius dalam menangkap peluang pasar baru, dengan fokus pada investasi dalam R&D, pengembangan kekayaan intelektual, dan layanan profesional kelas atas.
Sebagai salah satu ekonomi digital yang tumbuh paling cepat di Asia Tenggara, Indonesia diperkirakan akan menjadi ekonomi digital terbesar di kawasan ini pada tahun 2030. Menurut laporan e-Conomy SEA 2023, ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai $360 miliar pada tahun 2030, naik dari $110 miliar pada tahun 2025. Seiring perkembangan lanskap digital di negara ini, Indonesia juga siap untuk peluang Manajemen Keamanan Siber dan transformasi Kecerdasan Buatan (AI).
Secara khusus, pada fase awal, FMI akan fokus pada pengembangan layanan keamanan siber, diikuti dengan layanan AI dan layanan cloud GPU, serta pengembangan perangkat lunak. Perusahaan patungan ini bertujuan untuk menjadi perusahaan terkemuka yang memimpin layanan keamanan siber dan transformasi AI di Indonesia, dengan target run-rate bisnis sebesar $100 juta dalam lima tahun ke depan.
(rat)