Transformasi Toko Kelontong Tradisional Menjadi Toko Modern

Sabtu, 05 Oktober 2024 - 19:36 WIB
Aulia membuka cerita dengan menyebut tahun 2018 sebagai tahun yang penting bagi perkembangan Toko Harapan Baru. Pada tahun itu, ayahnya memutuskan untuk bergabung sebagai Mitra Sampoerna Retail Community (Mitra SRC).
click to zoom
Aulia membuka cerita dengan menyebut tahun 2018 sebagai tahun yang penting bagi perkembangan Toko Harapan Baru. Pada tahun itu, ayahnya memutuskan untuk bergabung sebagai Mitra Sampoerna Retail Community (Mitra SRC).
click to zoom
Mitra SRC sendiri adalah pedagang grosir yang berperan untuk memasok produk ke Toko SRC atau toko-toko kelontong lainnya. Mitra SRC mendapatkan pendampingan pengembangan usaha dan dukungan digitalisasi dari PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) sebagai bagian dari program pemberdayaan SRC yang ditujukan bagi toko kelontong maupun toko-toko grosir. Kini, terdapat 6.300 Mitra SRC yang aktif berkolaborasi dengan 243.000 toko kelontong anggota SRC di seluruh Indonesia. untuk pengelolaan usaha yang semakin mudah dan efisien.
click to zoom
Aulia Hardiyanti terlihat sibuk mengaturmberi arahan kepada karyawannya di Toko Harapan Baru yang ada di Depok, Jawa Barat. Dia adalah generasi kedua pemilik toko grosir itu, meneruskan dari ayahnya sejak tiga tahun lalu. Siang itu dia menceritakan perjalanan Toko Harapan Baru, dari sebuah toko kecil di pinggir sungai sampai berkembang hingga menjadi toko grosir dengan memiliki tiga cabang seperti sekarang.

Aulia membuka cerita dengan menyebut tahun 2018 sebagai tahun yang penting bagi perkembangan Toko Harapan Baru. Pada tahun itu, ayahnya memutuskan untuk bergabung sebagai Mitra Sampoerna Retail Community (Mitra SRC).

Mitra SRC sendiri adalah pedagang grosir yang berperan untuk memasok produk ke Toko SRC atau toko-toko kelontong lainnya. Mitra SRC mendapatkan pendampingan pengembangan usaha dan dukungan digitalisasi dari PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) sebagai bagian dari program pemberdayaan SRC yang ditujukan bagi toko kelontong maupun toko-toko grosir. Kini, terdapat 6.300 Mitra SRC yang aktif berkolaborasi dengan 243.000 toko kelontong anggota SRC di seluruh Indonesia. untuk pengelolaan usaha yang semakin mudah dan efisien.

Perkembangan zaman dan teknologi serta cara konsumen berbelanja menjadi tantangan tersendiri bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Tak terkecuali mereka yang berbisnis toko kelontong yang juga h. Harus beradaptasi dengan teknologi. Ini pula yang dilakukan Toko Harapan Baru, di Depok, Jawa Barat, yang menjadi mitra Sampoerna Retail Community (SRC).

Mitra SRC sendiri adalah pedagang grosir yang berperan untuk memasok produk ke Toko SRC atau toko-toko kelontong lainnya. Mitra SRC mendapatkan pendampingan pengembangan usaha dan dukungan digitalisasi dari PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) untuk pengelolaan usaha yang semakin mudah dan efisien.

SRC merupakan komunitas yang digagas PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) dengan anggota 243.000 toko kelontong dan 6.300 Mitra SRC yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Aulia Hardiyanti, generasi kedua yang menjalankan bisnis Toko SRC Harapan Baru, mengisahkan, toko yang dibangun ayahnya telah bergabung dengan SRC sejak 2018. Harapannya, berjejaring di komunitas SRC akan membuat Toko Harapan Baru semakin berkembang.

“Kita mengharapkan toko semakin berkembang, ingin lebih maju,” kata Aulia menjelaskan alasan ayahnya mengambil keputusan itu.

Mitra SRC sendiri adalah pedagang grosir yang berperan untuk memasok produk ke Toko SRC atau toko-toko kelontong lainnya. Mitra SRC mendapatkan pendampingan pengembangan usaha dan dukungan digitalisasi dari PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) sebagai bagian dari program pemberdayaan SRC yang ditujukan bagi toko kelontong maupun toko-toko grosir. Kini, terdapat 6.300 Mitra SRC yang aktif berkolaborasi dengan lebih dari 250.000 toko kelontong anggota SRC di seluruh Indonesia.

Ia mengingat, sejak awal bergabung dengan Mitra SRC, Toko Harapan Baru telah banyak menerima program pelatihan.

“Ada pelatihan digitalisasi yang bermanfaat sekali untuk toko saya yang dulu masih toko jadul. Lalu, dibina juga agar menjadi lebih modern, seperti bagaimana menata toko yang menarik, rapi, dan bersih. Masih banyak lagi pelatihan-pelatihan yang kami terima,” kata Aulia.

Awalnya dari orangtua saya, karena saya kan penerus kedua. Waktu itu sempat ada pelatihan digitalisasi karena dulu toko saya masih toko kelontong jadul. Lalu, diarahkan oleh tim SRC untuk menjadi lebih modern lagi, dan diajari juga untuk menata toko yang menarik, rapi, dan bersih. Banyak sih pelatihan-pelatihan lain yang sudah diikuti,” kata Aulia.

Berbagai perubahan dirasakan setelah 5 6 tahun bergabung dengan Mitra SRC. Toko Harapan Baru yang sebelumnya dikelola dengan cara konvensional, kini menjadi lebih modern dan merambah dunia digital. Jauh lebih baik, dan minim kesalahan dibandingkan dulu , saat semua dikerjakan secara manual.

Aulia mengatakan, semua proses jual-beli di tokonya sudah dilakukan secara digital. Misalnya, pendataan stok barang, pelanggan toko, dan proses pembayaran. Menurut dia, cara ini meminimalisasi kesalahan dibandingkan cara manual yang diterapkan sebelumnya.
(sra)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Foto Terkait
Foto Terpopuler
Foto Terkini More