Menjaga Kesetiaan Owa Jawa di Gunung Puntang
Minggu, 01 September 2024 - 20:03 WIB
Menjaga Owa Jawa, primata endemik Indonesia, merupakan tugas yang penuh tantangan. Dikenal karena kesetiaannya pada pasangan hidup, Owa Jawa adalah satwa monogamik yang memilih satu pasangan seumur hidup. Sifat ini menyulitkan proses pelepasliaran dan upaya peningkatan populasi mereka.
Owa Jawa memiliki tubuh tanpa ekor dan lengan panjang, memudahkan mereka berpindah dari dahan ke dahan. Dengan warna keabu-abuan dan wajah kehitaman, primata ini semakin sulit ditemukan oleh yang tidak akrab dengan spesies langka ini.
Populasi Owa Jawa (Hylobates moloch) diperkirakan tinggal sekitar 2.000-4.000 individu, menjadikannya salah satu satwa yang dilindungi dan terdaftar dalam daftar merah IUCN dengan status terancam punah (endangered), serta dalam Apendiks I CITES. Persebaran Owa Jawa kini terbatas di Pulau Jawa bagian barat, menjadikannya spesies owa paling langka di dunia.
Konservasi Owa Jawa adalah bagian dari program pelestarian keanekaragaman hayati yang didukung oleh Subholding Upstream Pertamina. Ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin 15, yaitu melindungi dan mendukung penggunaan ekosistem darat yang berkelanjutan serta menghambat hilangnya keanekaragaman hayati.
Pertamina Hulu Energi (PHE) berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal United Nations Global Compact (UNGC) dalam strategi dan operasionalnya, dan telah terdaftar sebagai anggota UNGC sejak Juni 2022.
Terakhir kali pelepasliaran Owa Jawa dilakukan pada 10 Agustus 2024, dengan lima individu yang dilepas. Momen ini bertepatan dengan Hari Konservasi Alam Nasional, menegaskan komitmen PHE melalui PEP Subang Field Regional Jawa dan Yayasan Owa Jawa untuk menyelamatkan primata langka di Gunung Puntang.
PHE dan Yayasan Owa Jawa secara rutin melakukan pemantauan perilaku Owa Jawa yang telah dilepasliarkan di hutan lindung Malabar tentunya dengan pengamatan dari Jarak aman. Upaya ini terus dilakukan untuk menjaga kesetiaan dan kelangsungan hidup Owa Jawa di Gunung Puntang.
Owa Jawa memiliki tubuh tanpa ekor dan lengan panjang, memudahkan mereka berpindah dari dahan ke dahan. Dengan warna keabu-abuan dan wajah kehitaman, primata ini semakin sulit ditemukan oleh yang tidak akrab dengan spesies langka ini.
Populasi Owa Jawa (Hylobates moloch) diperkirakan tinggal sekitar 2.000-4.000 individu, menjadikannya salah satu satwa yang dilindungi dan terdaftar dalam daftar merah IUCN dengan status terancam punah (endangered), serta dalam Apendiks I CITES. Persebaran Owa Jawa kini terbatas di Pulau Jawa bagian barat, menjadikannya spesies owa paling langka di dunia.
Konservasi Owa Jawa adalah bagian dari program pelestarian keanekaragaman hayati yang didukung oleh Subholding Upstream Pertamina. Ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin 15, yaitu melindungi dan mendukung penggunaan ekosistem darat yang berkelanjutan serta menghambat hilangnya keanekaragaman hayati.
Pertamina Hulu Energi (PHE) berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal United Nations Global Compact (UNGC) dalam strategi dan operasionalnya, dan telah terdaftar sebagai anggota UNGC sejak Juni 2022.
Terakhir kali pelepasliaran Owa Jawa dilakukan pada 10 Agustus 2024, dengan lima individu yang dilepas. Momen ini bertepatan dengan Hari Konservasi Alam Nasional, menegaskan komitmen PHE melalui PEP Subang Field Regional Jawa dan Yayasan Owa Jawa untuk menyelamatkan primata langka di Gunung Puntang.
PHE dan Yayasan Owa Jawa secara rutin melakukan pemantauan perilaku Owa Jawa yang telah dilepasliarkan di hutan lindung Malabar tentunya dengan pengamatan dari Jarak aman. Upaya ini terus dilakukan untuk menjaga kesetiaan dan kelangsungan hidup Owa Jawa di Gunung Puntang.
(sra)