Kilang Dumai Wujudkan Energi Nasional yang Berkelanjutan
Kamis, 07 November 2024 - 23:46 WIB
DUMAI - Di bagian timur Pulau Sumatera, tepatnya di Provinsi Riau, terdapat kilang minyak yang dikelola PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Dumai, yaitu Kilang Dumai dan Kilang Sungai Pakning. Kedua kilang tersebut memiliki kapasitas pengolahan mencapai 170 ribu barel per hari dan menjadi penghasil gasoil utama di Indonesia, sekaligus mempunyai peran penting dalam industri pengolahan minyak di Indonesia.
Kilang Dumai beroperasi sejak 1971 sementara Sungai Pakning beroperasi sejak 1969. Sejak beroperasi, telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan dan kemajuan daerah, khususnya Kota Dumai dan sekitarnya. Kedua kilang itu juga berperan penting dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar nasional.
Kilang Dumai - Sungai Pakning memproduksi berbagai jenis bahan bakar minyak (BBM) dan non-bahan bakar minyak (NBBM), yang didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan BBM di wilayah Sumatera Bagian Utara, serta beberapa produk lainnya yang dipasarkan hingga ke luar negeri.
Dalam kategori bahan bakar minyak (BBM), terdapat beberapa jenis produk yaitu Aviation Turbine (Avtur) Fuel merupakan bahan bakar khusus untuk pesawat terbang, serta minyak bakar untuk keperluan industri dan pembangkit listrik.
Kilang Pertamina ini juga memproduksi minyak diesel yang digunakan untuk kendaraan dan mesin berat, minyak solar untuk transportasi dan industri.
Selain memproduksi BBM yang digunakan dalam aktivitas sehari-hari, Kilang Dumai memproduksi produk berkualitas lainnya, serta mampu menghasilkan produk lumpur pengeboran Smooth Fluid (SF) 02 dan SF 05 untuk kegiatan pengeboran migas terutama dalam mengendalikan tekanan. Sementara Kilang Sungai Pakning memproduksi bahan bakar ramah lingkungan untuk kapal Marine Fuel Oil Low Sulphur.
PT KPI mengolah minyak mentah menjadi berbagai produk bahan bakar dan petrokimia dengan proses yang ramah lingkungan, menggunakan teknologi kilang yang sejalan dengan konsep Green Refinery Pertamina, yaitu komitmen Kilang Pertamina untuk memproduksi bahan bakar yang berkualitas dan ramah lingkungan.
Langkah tersebut merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam transisi energi untuk mencapai target pemerintah terkait bauran energi baru terbarukan (EBT). Pemerintah optimis bahwa melalui Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), target bauran energi nasional dari Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% dapat tercapai pada tahun 2025.
Foto dan teks : Fauzan
Kilang Dumai beroperasi sejak 1971 sementara Sungai Pakning beroperasi sejak 1969. Sejak beroperasi, telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan dan kemajuan daerah, khususnya Kota Dumai dan sekitarnya. Kedua kilang itu juga berperan penting dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar nasional.
Kilang Dumai - Sungai Pakning memproduksi berbagai jenis bahan bakar minyak (BBM) dan non-bahan bakar minyak (NBBM), yang didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan BBM di wilayah Sumatera Bagian Utara, serta beberapa produk lainnya yang dipasarkan hingga ke luar negeri.
Dalam kategori bahan bakar minyak (BBM), terdapat beberapa jenis produk yaitu Aviation Turbine (Avtur) Fuel merupakan bahan bakar khusus untuk pesawat terbang, serta minyak bakar untuk keperluan industri dan pembangkit listrik.
Kilang Pertamina ini juga memproduksi minyak diesel yang digunakan untuk kendaraan dan mesin berat, minyak solar untuk transportasi dan industri.
Selain memproduksi BBM yang digunakan dalam aktivitas sehari-hari, Kilang Dumai memproduksi produk berkualitas lainnya, serta mampu menghasilkan produk lumpur pengeboran Smooth Fluid (SF) 02 dan SF 05 untuk kegiatan pengeboran migas terutama dalam mengendalikan tekanan. Sementara Kilang Sungai Pakning memproduksi bahan bakar ramah lingkungan untuk kapal Marine Fuel Oil Low Sulphur.
PT KPI mengolah minyak mentah menjadi berbagai produk bahan bakar dan petrokimia dengan proses yang ramah lingkungan, menggunakan teknologi kilang yang sejalan dengan konsep Green Refinery Pertamina, yaitu komitmen Kilang Pertamina untuk memproduksi bahan bakar yang berkualitas dan ramah lingkungan.
Langkah tersebut merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam transisi energi untuk mencapai target pemerintah terkait bauran energi baru terbarukan (EBT). Pemerintah optimis bahwa melalui Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), target bauran energi nasional dari Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% dapat tercapai pada tahun 2025.
Foto dan teks : Fauzan
(rat)