Pertanian Tembakau yang Membawa Manfaat Luas bagi Ekonomi Kerakyatan di Rembang

Jum'at, 29 November 2024 - 11:57 WIB
Ansori bercerita bahwa dirinya merupakan salah satu petani yang bergabung dalam program kemitraan dengan PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) melalui perusahaan pemasok. Ia telah menjadi petani mitra dalam program tersebut sejak tahun 2018.
click to zoom
Ansori bercerita bahwa dirinya merupakan salah satu petani yang bergabung dalam program kemitraan dengan PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) melalui perusahaan pemasok. Ia telah menjadi petani mitra dalam program tersebut sejak tahun 2018.
click to zoom
Bergabung dengan program kemitraan sejak 2010, Suparno kini juga memiliki usaha yang masih berkaitan dengan pertanian tembakau.
click to zoom
REMBANG – Lahan pertanian di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah terlihat hijau dengan hamparan tembakau yang siap panen. Memasuki masa panen ini, para petani tembakau pun tengah bersiap. Seperti Ansori, petani tembakau dari Desa Gunem. Pagi itu, ia dan belasan buruh tani yang bekerja untuknya terlihat sibuk.

Saat diajak berbincang, Ansori bercerita bahwa dirinya merupakan salah satu petani yang bergabung dalam program kemitraan dengan PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) melalui perusahaan pemasok. Ia telah menjadi petani mitra dalam program tersebut sejak tahun 2018.

Selama enam tahun ini, Ansori mengakui bahwa program kemitraan memiliki manfaat yang besar.

“Dari hasil bertani tembakau, saya bisa membeli tanah hingga dua hektar dan sepeda motor. Selain itu, saya bisa menyekolahkan anak saya hingga perguruan tinggi,” ceritanya.

Tak hanya untuknya, menurut Ansori program kemitraan Sampoerna juga punya manfaat yang lebih luas dalam menggerakkan ekonomi kerakyatan. Contohnya, Ansori jadi bisa berkontribusi untuk kegiatan sosial dan pembangunan di desanya dari uang yang ia sisihkan setiap masa panen. Selain itu, program tersebut juga berhasil membantu warga sekitar berkat lapangan pekerjaan yang terbuka.

“Sebelum adanya pertanian tembakau, warga banyak yang menganggur saat musim kemarau,” ungkapnya.

Namun, hal itu berubah setelah adanya program kemitraan petani tembakau dengan Sampoerna. Lahan yang semula tidak produktif, jadi bisa menghasilkan pemasukan. Skala pertanian tembakau pun meluas dengan total lahan yang juga semakin luas sehingga tenaga kerja yang dibutuhkan ikut bertambah.

"Seperti yang bisa dilihat, saya mengerjakan lahan tidak sendirian. Saat ini, saya mempekerjakan lebih dari 10 tetangga saya sebagai pekerja," kata Ansori.

Petani tembakau kini menjadi pekerjaan yang menarik bagi warga Desa Gunem. Termasuk bagi petani-petani baru yang berusia di bawah Ansori.

"Dulu kebanyakan enggan menjadi petani. Namun setelah melihat hasil pertanian tembakau, banyak yang tertarik. Salah satunya karena ada kepastian harga," katanya.

Program kemitraan Sampoerna yang dijalankan melalui perusahaan pemasok tembakau memang bertujuan untuk meningkatkan kualitas tembakau dan kesejahteraan petani.

Melalui program kemitraan, para petani binaan mendapatkan pendampingan, bimbingan teknis, akses yang mudah terhadap permodalan serta prasarana produksi pertanian, hingga jaminan pembelian bagi petani sesuai dengan kesepakatan.

Selain pendampingan proses budidaya, para petani binaan juga menerima berbagai pelatihan guna mengurangi dampak terhadap lingkungan dan menciptakan kondisi bekerja yang aman dan berkeadilan.

Beragam program pemberdayaan perempuan dan pendampingan usaha juga diimplementasikan untuk para istri petani tembakau. Rangkaian kegiatan ini bertujuan agar dampak positif program kemitraan dapat juga dirasakan bagi komunitas di sekitar petani.

Berbagai pelatihan dan pendampingan ini juga diterima oleh Ansori.

“Mulai dari pemupukan, pentingnya alat pelindung diri, hingga cara merawat tembakau agar tumbuh dengan baik semua diajarkan. Bahkan, kalau ada kendala pun kita juga dibantu,” ujarnya.

Buka kesempatan usaha baru

Ada juga cerita dari Suparno, petani tembakau mitra Sampoerna di Desa Kunir, Rembang, Jawa Tengah. Ia mengaku mendapatkan berbagai ilmu dari program kemitraan yang dirinya ikuti.

“Hasil panen saya terus meningkat kualitasnya. Ekonomi keluarga saya pun ikut meningkat,” aku Suparno seraya menambahkan bahwa ia bisa menunaikan ibadah haji dari hasilnya bertani tembakau.

Kini ia pun memiliki tempat tinggal sendiri. Sebuah rumah yang jendelanya dihiasi dengan mosaik kaca bergambar tanaman tembakau.

“Rumah yang saya tinggali ini adalah hasil dari pertanian tembakau,” cerita Suparno.

Bergabung dengan program kemitraan sejak 2010, Suparno kini juga memiliki usaha yang masih berkaitan dengan pertanian tembakau.

Selain bertani, ia juga menjual karung goni, mesin rajang tembakau, hingga rigen (alas jemur tembakau yang terbuat dari bambu). Semuanya adalah barang yang dibutuhkan untuk proses pasca panen tembakau.

“Setiap kali musim tembakau tiba, banyak petani yang menghubungi saya untuk membeli barang-barang itu. Apalagi, pertanian tembakau di Rembang juga semakin luas,” katanya.

Suparno mengatakan, untuk memenuhi permintaan rekan-rekan sesama petani tembakau, ia memberdayakan pengrajin dari berbagai daerah di Rembang. Bahkan, saat permintaan untuk rigen sedang tinggi, pengrajin dari daerah lain seperti Kabupaten Batang juga Suparno libatkan.

“Mereka juga turut merasakan manfaat pertanian tembakau. Bambu yang mereka gunakan pun nilainya ikut terangkat setelah diolah menjadi rigen,” jelas Suparno.

Oleh karena itu, Suparno pun berharap pertanian tembakau dan program kemitraan Sampoerna dapat terus dijalankan agar semakin banyak masyarakat yang merasakan manfaatnya.
(sra)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Foto Terkait
Foto Terpopuler
Foto Terkini More