Menelusuri Desa Gerowong, Desa Penghasil Bata Merah
Sejak tahun 1960an turun temurun, Desa Gorowong, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor rata-rata penduduknya menggantungkan hidupya dengan membuat bata merah. Tanah lempung atau tanah liat dijadikan bahan baku utama yang dikeruk hingga menjadi lembah belasan meter. Setiap Lio atau bedeng (tempat pembuatan bata merah) memproduksi hingga 150.000 bata dalam dua minggu. Bata merah tersebut dijual ke pengecer seharga Rp 500 perak/bata.
Permintaan batu bata merah di Desa Gorowong itu sangat tinggi yang dipesan hingga keberbagai wilayah di Jabodetabek. Pemesannya mulai dari perorangan, toko bangunan atau matrial hingga pengembang perumahan. Ditengah pandemi Covid-19 yang menghantam, tidak mempengaruhi proses pembuatan bata merah tersebut. Bahkan merekapun tidak mempercayai adanya vius Corona. Tidak memakai APD dan masker saat berkerja sudah dianggap biasa.
Proses pembuatan bata merah yang masih sangat dimintati itu mamakan waktu hingga dua minggu, mulai pencetakan, pengeringan, hingga pembakaran menggunakan tungku khsusus yang dibuat setinggi 5 meter lebih.
Masifnya pembuatan bata merah di desa itu terus dilakukan penduduk guna mendapatkan penghasilan untuk kehidupan sehari-hari selain berladang dan bertani. Tanah lempung yang berbukit bukit secara terus menerus dikeruk menjadi lembah yang menampung air hingga lebih rendah belasan meter dari badan jalan.