Miris, Sampah Plastik Menumpuk di Pantai Timur Surabaya
Puluhan aktivis lingkungan dari Komunitas River warrior, Planetcare21 Mahasiswa UIN Malang dan Komunitas Mahasiswa Biologi Uinsa Surabaya memunguti sampah plastik yang menumpuk ketika melakukan kegiatan Brand Audit di Pantai Timur Surabaya, kawasan ekowisata Mangrove Wonorejo, Surabaya, Jawa Timur, Senin (26/7/2021). Brand audit tersebut untuk mengetahui brand dari packaging atau bungkus yang menjadi sampah dan mencemari pantai dan sungai.
Dari kegiatan brand audit di Pantai Timur Surabaya ini, aktivis lingkungan berhasil mengumpulkan sekitar 10 kuintal sampah plastik yang didominasi tas kresek dan sachet. Jenis sampah yang paling banyak dijumpai adalah sachet makanan dan minuman, botol plastik, popok bayi sekali pakai, tas kresek dan styrofoam. Umumnya jenis plastik sekali pakai yang dihasilkan oleh top brand di Indonesia seperti Indofood, unilever, wings, garuda food, mayora, mamy poko unicharm, nestle dan berbagai produsen consumer good dan personal care.
Ketua Komunitas River Warrior, Aeshnina Azzahra, mengatakan adanya tumpukan sampah plastik tersebut dapat mengganggu ekosistem mangrove dan berpotensi menyebabkan pencemaran mikroplastik. Plastik yang terpapar matahari akhirnya terpecah menjadi serpihan kecil yang disebut mikroplastik.
Untuk itu, para aktivis meminta kepada produsen agar bertanggungjawab atas sampah plastik yang dihasilkan dan tidak terkelola hingga menjadi pencemar di sungai dan pantai, sebagaimana diatur dalam UU 18/2008 terkait EPR atau Extended Produsen Responsibility atau tanggungjawab produsen atas sampah darin produk mereka.
Selain itu, produsen harus meredesign packaging atau bungkus produk mereka sehingga bungkusnya tidak mencemari lingkungan. Pemerintah juga harus menyediakan kontainer dan pengolahan sampah pada level kelurahan terutama yang ada ditepi sungai.