Potret Kehidupan Pedagang dan Kemegahan Arsitektur Pasar Johar Semarang
Aktivitas sejumlah pedagang Pasar Johar, Jalan Agus Salim Semarang, Jawa Tengah, Kamis (4/11/2021). Pasar Johar kini perlahan mulai bergeliat setelah rampung diperbaiki pasca kebakaran besar pada tahun 2015. Usai renovasi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga berkesempatan meninjau langsung pasar bersejarah dan pernah menjadi pasar terbesar di Asia Tenggara, Senin (30/12/2019).
Sejarah Keberadaan Pasar Johar diawali sekitar tahun 1860 yang pada saat itu masih berupa pasar di sebelah timur Alun-alun Kota Semarang yang dipagari oleh deretan pohon Johar di tepi jalan. Kebetulan letak pasar Johar berdekatan dengan penjara, sehingga pada waktu itu Pasar Johar dijadikan sebagai tempat menunggu untuk orang yang menunggu kerabatnya di penjara.
Pada tahun 1931, gedung penjara tua di dekat pasar Johar dalam rangka pendirian Pasar Sentral dengan tujuan mempersatukan fungsi lima pasar yang telah ada, yaitu pasar Johar, Benteng, Jumatan, dan Pekojan. Bangunan Pasar Johar sendiri dirancang oleh Ir. Thomas Karsten pada tahun 1933. Pada tahun 1936 rancangan tersebut diubah dalam rangka peningkatan efisiensi ruang.
Bangunan Pasar Johar dibuat di atas Pasar Johar lama dan Pasar Pedamaran. Mengingat kondisi tanah yang kurang luas, maka pasar Johar mengambil sebagian tanah alun-alun, penjara kabupaten, dan beberapa toko-toko tua di sekitarnya.
Hingga saat ini, Pasar Johar masih menjadi pusat perekonomian dan keramaian Kota Semarang, juga merupakan mata rantai perekonomian yang masih berpihak pada rakyat kecil. Bahkan pasar ini telah menjadi bagian dari dinamika sejarah Kota Semarang dari dahulu hingga sekarang.