Dukung Penciptaan Lapangan Kerja di Ende, NTT, Menparekraf Sandiaga Uno Kembangkan Ekonomi Kreatif
ENDE - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mendukung pengembangan sektor ekonomi kreatif di Desa Detusoko Barat, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pihaknya memberikan dukungan berupa alat-alat untuk membuat lampu hias hingga peralatan musik kepada pelaku ekraf setempat. Ini dilakukan sebagai salah satu upaya meningkatkan semangat dan kreativitas masyarakat serta membuka penciptaan lapangan kerja di Desa Detusoko Barat.
Bantuan tersebut diberikan Menparekraf di sela visitasinya ke Desa Wisata Detusoko Barat, Rabu (1/12/2021).
Desa Detusoko Barat sendiri merupakan desa rintisan yang masuk ke dalam 50 besar desa wisata terbaik di ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.
“Saya melihat tadi salah satu pelaku ekonomi kreatif membutuhkan bantuan. Alhamdulillah, kita langsung gerak cepat. Karena saya terbiasa menyelesaikan masalah dengan menghadirkan solusi yang benar-benar dibutuhkan. Jadi, hari ini kita hadirkan alat-alat ini dan juga tadi bantuan alat musik untuk sanggar agar Desa Wisata Detusoko Barat semakin maju. Harapannya ekonomi bangkit dan lapangan kerja tercipta di sini,” katanya.
Desa Wisata Detusoko dikenal juga dengan Kampung Adat Sao Ria Nuarini. Detusoko Barat, termasuk ke dalam salah satu desa penyangga Danau Kelimutu serta menjadi pintu utama menuju Taman Nasional Kelimutu. Tak ayal, jika Desa Detusoko Barat memiliki potensi alam dan budaya yang luar biasa. Untuk sampai di desa ini diperlukan waktu tempuh selama 45 menit dari pusat kota Ende.
Berada di ketinggian 800 mdpl, Detusoko Barat menghadirkan topografi yang indah. Terdapat areal persawahan terasering yang luasnya tidak seragam dan sudah ada sejak dulu. Menurut cerita masyarakat desa, areal persawahan yang ada merupakan warisan dari generasi ke generasi dan hampir dimiliki semua keluarga yang mendiami Desa Detusoko Barat. Di tengah persawahan terdapat Jembatan Kali Lowaria yang berwarna-warni.
Selain areal persawahan, ada pula kolam air panas Ae Oka Detusoko. Kolam ini adalah pemandian air panas yang berada 1 km dari terminal Detusoko. Air panas ini mengandung belerang dan dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit.
Desa Detusoko Barat juga memiliki ragam seni dan kebudayaan khas. Di antaranya Tari Mega, tarian penyambutan. Lalu, Tari Sanggualu yang merupakan tarian turun-temurun oleh para leluhur. Tarian ini dilakukan oleh para muda-mudi dengan menggabungkan permainan tradisional dari batang bambu.
Seperti yang disebutkan Menprekraf, Desa Detusoko Barat memiliki sanggar yang bernama Sanggar Dau Dole Pokdariwis Nira Neni, sebagai wadah untuk melestarikan tarian tradisional, musik dan lagu lokal Lio Ende.
Yang menarik dari Desa Detusoko Barat yakni ritual adat yang dilakukan oleh Suku Lio Ende dalam satu tahun sekali. Ritual ini disebut Nggua Uwi, untuk menunjukkan rasa syukur atas kehidupan, panen, serta keselamatan yang diperoleh.
Salah satu hasil panen yang menjadi komoditas utama adalah kemiri. Kemiri tumbuh subur di Desa Detusoko Barat. Selain dimanfaatkan untuk minyak kemiri, buah kemiri juga dimanfaatkan oleh anak-anak desa sebagai alat utama permainan mereka (pengganti kelereng).
Ada pula produk kuliner lokal yang telah dikemas dan bisa menjadi oleh-oleh khas Detusoko Barat. Di antaranya, Kopi Detusoko, olahan sambal, Beras Merah, Beras Hitam, Selai Kacang, Aneka Minuman Herbal, dan Mangga Kering. Sementara untuk produk kriya ada gelang, cincin, anting, parfum yang terbuat dari kopi, serta lampu hias.
Dalam kesempatan itu, Wakil Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Budi Arie Setiadi, mengatakan ajang Anugerah Desa Wisata adalah bagian dari upaya bersama untuk mendukung perkembangan desa-desa kreatif di Indonesia.
“Saya berharap desa Detusoko ini dapat dibangun dan didorong oleh anak-anak muda. Dan yang pasti dalam membangun desa diperlukan kerja sama oleh seluruh pihak. Semoga Desa Detusoko Barat bisa menjadi inspirasi, bisa berkembang dari tahun ke tahun, dan bisa menjadi ikon kemajuan desa-desa di Indonesia,” ujarnya.
Turut mendampingi Menparekraf, Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kemenparekraf/Baparekraf, Frans Teguh; Staf Khusus Menparekraf Bidang Pengamanan Destinasi Wisata dan Isu-Isu Strategis, Brigjen TNI Ario Prawiseso. Dan turut hadir Bupati Kabupaten Ende, Djafar H. Achmad; Wakil Bupati Kabupaten Ende, Ericos Emanuel Rede; serta Kepala Desa Detusoko Barat, Nando Watu.