Gelar Webinar Internasional, PP GMKI : Pemuda Harus Menjadi Agen Perdamaian
JAKARTA-- Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia menyelenggarakan webinar internasional yang membahas kondisi konflik Rusia dan Ukraina saat ini, Jumat (27/5).
"Kita bersyukur atas penyertaan Tuhan yang maha kuasa kita dapat melaksanakan webinar internasional saat ini, dengan Tema : Russia-Ukraine Conflict : Managing Risk and Opportunities," kata Jefri Edi Irawan Gultom selaku Ketua Umum Pengurus Pusat GMKI pada saat opening speech.
Memahami kondisi Rusia dan Ukraina secara komprehensif itu sangat penting, agar tidak memperoleh informasi yang salah.
"Apa yang menjadi resiko dan peluang dari konflik Rusia dan Ukraina harus menjadi pelajaran bagi setiap negara saat ini. Tentu pembahasan Rusia dan Ukraina akan menjadi salah satu topik yang hangat nanti di forum General Assembly World Student Christian Federation di Jerman pada tanggal 23 Juni hingga 2 Juli 2022 dan saya akan hadir disana juga sebagai delegasi Indonesia," tandas mahasiswa pascasarjana Universitas Indonesia.
Dalam webinar internasional tersebut perwakilan dari Rusia mengatakan kondisi di sana sangat memprihatinkan.
"Pemuda di Rusia cenderung berpikir ganda, karena kondisinya sangat kacau dan kebingungan hendak membantu atau hendak minta maaf karena kondisi perang tersebut dan tidak dapat berpihak karena beda negara, dan itu mempengaruhi mental anak-anak muda di Rusia," ungkap Daniel Maslak.
Daniel juga meminta semua pihak agar bersama menyampaikan hal yang benar bukan berdasarkan asumsi saja. "Tolong bantu kami meluruskan kebenaran, opini yang merusak tatanan sosial atau bernegara, kita harus selalu berpihak pada kebenaran dan fakta yang ada," ungkap Daniel.
Hal senada juga disampaikan oleh Hokkop Situngkir selaku narasumber yang berasal dari Indonesia.
"Pemuda Indonesia harus berpegang teguh pada konstitusi untuk mewujudkan perdamaian dunia, dan kita harus benar-benar membaca artikel sesuai data dan fakta dan jangan hanya dari media sosial," Hokkop.
Hokkop juga menyampaikan, bahwa Indonesia memiliki peribahasa yang mengatakan kalah jadi debu menang jadi arang, sehingga konflik Rusia dan Ukraina akan sama-sama mengalami kerugian.
Dalam presentasinya Alumni ITB itu juga menyampaikan data tentang kondisi ekonomi yang terdampak oleh konflik Rusia dan Ukraina serta sikap presiden Jokowi yang pro perdamaian dunia sesuai konstitusi negara Republik Indonesia.
Radityo Dharmaputra yang sedang studi di Estonia mengatakan semua orang tidak menginginkan perang itu terjadi dan semua menginginkan perdamaian, karena kondisi konflik Rusia dan Ukraina ini sangat berdampak pada semua orang. Seluruh narasumber hampir menyamai hal yang sama soal konflik Rusia dan Ukraina berdampak negatif dan kita harus bersama menyuarakan perdamaian.
"Saya menilai webinar ini sangat penting karena menjembatani informasi yang terjadi di dunia dengan jernih dan seluruh peserta dapat menjadi agen perdamaian, kita harus bersama menyuarakan perdamaian," kata Robbie Tulip narasumber dari Student Christian Movement Australia.
Webinar internasional berlangsung mulai pukul 19.00 Wib dan berakhir 20.30 Wib.
"Webinar kita di hadiri ratusan peserta dari beberapa negara dan kader-kader GMKI, kita diskusi kurang lebih 90 menit," tandas Firdaus Sitompul selaku Moderator.