Merajut Nusantara Bakti Kominfo : Peran Teknologi Digital Pasca Pandemi dan Perubahan Budaya Kerja
JAKARTA-- Badan Aksebilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementrian Komunikasi dan Informasi (Bakti Kominfo) menyelenggarakan kegiatan Webinar Merajut Nusantara dengan menghadirkan narasumber H. Muhammad Farhan, S.E (Anggota DPR RI Komisi 1 Fraksi NasDem), Adrianus Lalu, S.IP (Presidium Riset & Teknologi PP PMKRI), dan Freddy Tulung (Praktisi Bidang Kehumasan & Komunikasi Publik) dengan tema "Peran Teknologi Digital Pasca Pandemi dan Perubahan Budaya Kerja" secara hybrid melalui aplikasi zoom meeting dan Live Youtube. Selanjutnya Acara dipandu oleh MC Aida Nuraida dan di Moderatori oleh Asrizal A. Upe, S.Ag., M.Pd.
Dalam pemaparannya Freddy Tulung mengutarakan bahwa Industrial Revolution atau disebut juga dengan digital economy start from industry tentang semakin berkembangnya zaman baik di dunia teknologi yang dilanjut dengan Statistik Digital Indonesia yang merupakan data pengguna internet di Indonesia dengan teknologi harus dipahami dan segera dimulai karena sudah memasuki sendi kehidupan sehari-hari, menjadi kekuatan.
"Dari data yang ada merupakan data fakta dan realita digital di Indonesia yang menjalaskan bagaimana media mainstream berubah. Dulu kata kunci dari media adalah TV, Radio, koran dan majalah misalnya, dan sekarang pelan-pelan sudah mulai tergantikan oleh internet. Retail shop juga pun pelan-pelan mulai tutup dan beralih dengan ke marketplace yang semuanya berbasis pada digital online," kata Freddy, Kamis (22/9).
Pada materi kedua yang disampaikan oleh Adrianus Lalu, S.IP yang menyampaikan bahwa dengan mengutip apa yang di tulis oleh Robert Pedrus yang dimana didalam tulisan beliau menuliskan soal tiga dimensi alam semesta yaitu fisik, mental, matematika yang dimana soal fisik itu ditentukan oleh perubahan iklim, gunung meletus, dan bencana.
"Sedangkan mental di tentukan oleh kekuasan, penaklukan dan perbudakan. Matematika disini didominasi dengan imajenasi dan kemampuan mencipta serta memprediksi lewat data. Lalu masuk ke posisi kita saat ini yang paling tidak ada dalam lima klaster secara
global yaitu, Revolusi Teknologi, World Polygamy, Global Village, Problem Identitas dan Social Cultural Change," tandas Adrianus.
Akan tetapi saat ini kita di tuntut Adaptasi, Inovasi, Kolaborasi dan Inisiatif Hijau di era saat ini.
Pada materi yang terakhir disampaikan oleh H. Muhammad Farhan, S.E. diantaranya pertumbuhan penggunaan Internet di Indonesia telah menunjukan perubahan yang sangat luar biasa sebagai negara pengguna internet nomer empat didunia, maka yang paling terasa peningkatannya adalah adanya E-
Commerce, Ride Hailing, Telemedicime serta Jasa Kirim Barang.
"Selama Pandemi ini dari surver McKinsey antara lain, sebelum pandemi 30 persen responden memilih untuk bekerja secara hybrid, 62 persen bekerja di kantor, 8 persen bekerja jarak jauh. Saat pandemi, 52 persen responden memilih untuk hybridworking, 37 persen bekerja di kantor, dan 11 persen bekerja dari jarak jauh," ungkapnya.
Oleh karena itu, model atau sistem kerja hybrid (WFO dan WFH) akan menjadi trend yang terus berkembang, baik di kota-kota besar Indonesia maupun di seluruh dunia. Di sisi lain, ada beberapa tantangan bekerja secara hybrid, yaitu: Banyaknya distraksi. Contoh: kondisi lingkungan yang berisik, harus mengurus anak, dan lain-lain.
"Pekerja cenderung burnout, karena sulitnya menyeimbangkan jam kerja dan kehidupan pribadi. Kurangnya sumber daya yang tepat di rumah. Contoh: jaringan internet. Berkurangnya intensitas interaksi sosial antar para pekerja," katanya.