Jojo Wahab : Erick Thohir dan Ratu Tisha Duet Tepat Memimpin PSSI
Jakarta - Tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang Jawa timur pada Sabtu (1/10) yang menewaskan sebanyak 135 orang supporter, mendapat catatan tersendiri dari seorang pegiat sepakbola Bambang Waluyo Djojohadikusumo atau yang biasa disapa Jojo Wahab.
Bagi Jojo yang juga merupakan dewan pembina PB Indonesia Muda yang membawahi beberapa Sekolah Sepak Bola (SSB), Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dibawah kepemimpinan M Iriawan sudah seharusnya berbenah diri dengan menggelar Kongres Luar Biasa (KLB).
“Sejauh yang saya tahu kandidat ketua umum PSSI pilihan netizen ada lima orang yaitu Erick Thohir, Luhut Binsar Pandjaitan, Kaesang Pangarep, Ratu Tisha Destria serta Hary Tanoesoedibjo. Nah dalam KLB nanti, saya berharap dari lima kandidat tersebut, Erick Thohir terpilih sebagai ketua umum PSSI yang baru menggantikan Iwan Bule,” ungkap Jojo Wahab pada Rabu (7/12).
Pilihan dirinya memilih sosok Erick lanjut Jojo Wahab bukan tanpa sebab mengingat Menteri BUMN tersebut memiliki segudang prestasi dibidang olahraga. “Dari pembicaraan saya dengan masyarakat pecinta sepak bola termasuk beberapa Korwil Aremania maupun mantan Ketua umum PSSI Agum Gumelar, profil Erick Thohir yang terbukti mampu mengangkat harkat dan martabat olahraga basket menjadi sebuah industri olahraga yang menjanjikan. Erick yang juga sempat memiliki Klub Inter Milan di Italia, bukanlah sosok sembarangan mengingat berani melawan arus dan gengsi untuk melakukan perbuatan tercela terkait uang,” tandas Jojo menambahkan.
Selain Erick Thohir, Jojo Wahab juga menilai Ratu Tisha adalah sosok yang tepat untuk duduk di kursi bergengsi kepengurusan PSSI. “Ratu Tisha paham seluk beluk sepak bola nasional dan dunia namun ia tidak seberani Erick untuk melawan orang-orang yang dianggapnya aneh. Jika Erick sebagai Ketua umum PSSI, Ratu Tisha pantas mengisi posisi wakil ketua umum atau sekjen PSSI,” papar Jojo.
Jika keduanya terpilih sebagai PSSI-1 dan PSSI-2, Jojo berharap dan neyakini baik Erick dan Ratu bisa memperbaiki managemen, pembinaan pemain, tata kelola maupun mengeliminir perjudian, atur mengatur score yang kadang kala masih terjadi dalam dunia sepak bola di tanah air.
“Tragedi Kanjuruhan harus menjadi tragedi terakhir pada sepak bola nasional, kedepan PSSI harus berbenah diri dan melakukan cuci gudang kepemimpinan agar didapat formasi terbaik dalam struktur kepemimpinan di tubuh PSSI,” harap Jojo Wahab.
Jojo juga menambahkan bahwa dulu PSSI memiliki sosok yang kharismatik seperti ayahnya Abdul Wahab Djojohadikoesoemo yang pernah menjabat sebagai ketua umum PSSI era 1960 - 1964 serta pelatih Toni Pogacnik asal Yugoslavia yang pernah membuat timnas Indonesia disegani dimasa Presiden Soekarno.
“Selepas tragedi Kanjuruhan yang memakan banyak korban jiwa dan setelah KLB PSSI yang digelar pada 16 Febuari 2023 mendatang, saya berharap sepak bola Indonesia dapat bangkit kembali. Sudah saatnya Indonesia dapat berbicara di level internasional seperti dalam perhelatan Piala Dunia,” tutup Jojo Wahab.