BPKH Nyatakan Kesiapan Pendanaan Haji Tahun 2023
Kepala Badan Pelaksana BPKH Fadlul Imansyah saat memberikan keterangan pers pada acara Media Briefing Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) di Jakarta, Kamis (19/1/2023).
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menyampaikan peningkatan dana kelolaan haji saat ini yang mencapai Rp. 166,01 Triliun, hal ini meningkat sebanyak 4,56% dibanding saldo di tahun 2021 sebesar Rp. 158,79 T.
Peningkatan dana kelolaan haji berbanding lurus dengan target nilai manfaat yang diperoleh BPKH ditahun 2022 yang melampaui target dengan realisasi Rp10,08 T. Hal ini disampaikan dalam acara Media Briefing 2023 yang diselenggarakan di Muamalat Tower yang juga merupakan kantor baru BPKH setelah menjadi pemegang saham pengendali Bank Muamalat.
Kepala Badan Pelaksana Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Fadlul Imansyah mengungkapkan kesiapan BPKH dalam mendukung pelaksanaan haji 1444H/2023M. Sebab keuangan haji saat ini sehat dimana posisi penempatan dana di bank per Desember 2022 adalah sebesar Rp. 48,97 Triliun atau lebih dari 2 kali kebutuhan dana untuk Penyelenggaraan lbadah Haji dan Kondisi Keuangan Haji saat ini pun lanjutnya cukup Solven dimana Rasio Solvabilitas (Posisi Asset terhadap Liabilitas) adalah diatas 100%, yakni 102,747%. Artinya nilai kekayaan keuangan haji mampu memenuhi seluruh kewajiban.
Sementara itu, Anggota Badan Pelaksana BPKH bidang Keuangan dan Manajemen Risiko Acep Riana Jayaprawira menjelaskan, masyarakat tak perlu khawatir mengenai keuangan haji.Kalau yang setoran awal kami sudah sampaikan itu aman, jadi gak akan terjadi ponzi bahwa uang jamaah ini dipakai sama yang itu, itu nggak ada.
Acep Riana Jayaprawira menambahkan untuk proyeksi nilai manfaat keuangan haji diharapkan mampu memenuhi sebagian biaya Penyelenggaraan lbadah Haji. Adapun target Nilai Manfaat tahun 2023 adalah sebesar Rp.10,12 Triliun yang akan digunakan utamanya untuk biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji, kegiatan kemaslahatan (CSR), dan alokasi Nilai Manfaat Virtual Account.
BPKH saat ini memulai penjajakan terkait pendirian Syarikah di Arab Saudi, rencana besar tersebut untuk meningkatkan layanan ekosistem perhajian dalam bidang akomodasi khususnya penyewaan hotel di tanah haram Makkah dan Madinah, transportasi untuk mengangkut jemaah, dan layanan katering untuk menyediakan makanan rasa nusantara ke jemaah.