Dua Bom Meledak di Dekat Makam Jenderal Iran Qassem Soleimani, 103 Orang Tewas!
(Reuters) - Dua ledakan menewaskan hampir 100 orang dan melukai sejumlah orang dalam sebuah upacara di Iran pada hari Rabu untuk memperingati komandan Qassem Soleimani yang terbunuh oleh pesawat tak berawak Amerika Serikat (AS) pada tahun 2020, kata para pejabat Iran, yang menyalahkan "teroris" yang tidak disebutkan namanya.
Televisi pemerintah Iran melaporkan ledakan pertama dan kemudian ledakan kedua dalam selang waktu 20 menit saat acara peringatan ulang tahun keempat yang ramai di pemakaman tempat Soleimani dimakamkan di kota Kerman, Iran tenggara.
Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut. Seorang pejabat senior pemerintahan Biden mengatakan di Washington bahwa ledakan tersebut tampaknya merupakan "serangan teroris" seperti yang pernah dilakukan di masa lalu oleh kelompok militan ISIS.
Presiden Iran Ebrahim Raisi mengutuk "kejahatan keji dan tidak berperikemanusiaan" tersebut, dan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Khamenei bersumpah akan membalas dendam atas pengeboman kembar berdarah tersebut.
"Penjahat kejam ... harus tahu bahwa mereka akan ditindak tegas mulai sekarang dan ... tidak diragukan lagi akan ada balasan yang keras," ujar Khamenei dalam sebuah pernyataan, menurut media pemerintah.
Beberapa negara, termasuk Rusia dan Turki, mengutuk serangan tersebut, dan Sekretaris Jenderal PBB menyerukan agar mereka yang bertanggung jawab dimintai pertanggungjawaban.
Menteri Kesehatan Iran Bahram Eynollahi mengatakan kepada TV pemerintah bahwa jumlah korban tewas adalah 95 orang, turun dari 103 orang, dan mengatakan 211 orang lainnya terluka, menjadikannya serangan paling mematikan dalam sejarah Republik Islam, yang telah menghadapi serangan serupa di masa lalu dari berbagai kelompok, termasuk ISIS.