Memanas, Jet Tempur Israel Bombardir Pelabuhan Hodeidah di Yaman
Jet-jet tempur Israel menghantam target-target militer Houthi di wilayah pelabuhan Hodeidah di Yaman pada hari Sabtu, kata militer Israel, sehari setelah sebuah pesawat tak berawak yang diluncurkan oleh kelompok yang didukung oleh Iran itu menghantam pusat ekonomi Israel, Tel Aviv.
Sedikitnya 80 orang terluka, sebagian besar dengan luka bakar parah, dalam serangan udara yang menargetkan fasilitas minyak dan pembangkit listrik di Hodeidah, Al-Masirah TV, outlet berita televisi utama yang dikelola oleh gerakan Houthi Yaman, mengutip pernyataan kementerian kesehatan.
Penduduk Hodeidah mengatakan kepada Reuters melalui telepon bahwa ledakan-ledakan terdengar di seluruh kota selama pengeboman intensif dan TV Al-Masirah mengatakan bahwa pasukan pertahanan sipil dan petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api di tangki-tangki minyak di pelabuhan.
Juru bicara militer Israel mengatakan bahwa pelabuhan tersebut telah digunakan oleh Houthi untuk menerima pengiriman senjata dari Iran. Target-target tersebut, yang berjarak lebih dari 1.700 km (1.056 mil) dari Israel, termasuk situs-situs yang memiliki kegunaan ganda seperti infrastruktur energi, katanya.
Israel telah menginformasikan kepada para sekutunya sebelum melakukan serangan, yang menurut militer dilakukan oleh pesawat tempur F-15 Israel, dan semuanya kembali dengan selamat.
Dewan Politik Tertinggi Houthi mengatakan akan ada “respon yang efektif” terhadap serangan udara Israel. Juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, juga mengatakan bahwa Houthi “tidak akan ragu-ragu untuk menyerang target-target vital musuh Israel.”
Serangan ke Yaman, yang menurut para pejabat Israel dilakukan setelah lebih dari 200 serangan Houthi ke Israel, menggarisbawahi kekhawatiran bahwa perang Gaza, yang dipicu oleh serangan yang dipimpin oleh Hamas ke Israel pada tanggal 7 Oktober, dapat berkembang menjadi konflik regional.
“Api yang saat ini berkobar di Hodeidah terlihat di seluruh Timur Tengah dan signifikansinya jelas,” kata Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dalam sebuah pernyataan.
Reportase Ari Rabinovitch and Enas Alashray