Israel Serang Lebanon Selatan, 10 Warga Suriah Tewas
Sebuah serangan Israel di Lebanon selatan pada Sabtu pagi menewaskan sedikitnya 10 warga negara Suriah, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.
Serangan di Wadi al-Kfour di provinsi Nabatieh itu merupakan salah satu yang paling mematikan di Lebanon sejak kelompok militan Hizbullah dan militer Israel mulai saling bertukar serangan pada 8 Oktober lalu, sehari setelah Hamas menyerang Israel selatan dan memicu perang Israel-Hamas di Gaza. Hizbullah menyatakan bahwa mereka akan menghentikan serangannya setelah gencatan senjata tercapai di Jalur Gaza.
Di antara korban tewas terdapat seorang wanita dan dua anaknya, kata kementerian tersebut. Lima orang lainnya terluka, dua di antaranya dalam kondisi kritis.
Avichay Adraee, juru bicara militer Israel yang berbahasa Arab, mengatakan bahwa serangan di provinsi selatan itu menargetkan sebuah gudang senjata Hizbullah.
Hizbullah kemudian mengumumkan bahwa mereka telah menembakkan sejumlah roket ke arah komunitas Ayelet HaShahar, dekat Safad di Israel utara sebagai balasan atas serangan tersebut. Pernyataan tersebut mengatakan bahwa semua 10 korban di Lebanon adalah warga sipil. Hizbullah biasanya mengeluarkan pernyataan kematian ketika anggotanya terbunuh.
Tentara Israel mengatakan bahwa 55 proyektil diidentifikasi menyeberang dari Lebanon, beberapa di antaranya jatuh di daerah terbuka. Tidak ada korban luka yang dilaporkan, namun serangan tersebut memicu beberapa kebakaran, katanya. Sebelumnya pada hari Sabtu, dua tentara Israel terluka, satu di antaranya serius, oleh serangan yang datang dari Lebanon yang menghantam daerah Misgav Am.
Militer Israel juga mengatakan bahwa mereka telah menewaskan seorang komandan Hizbullah pada hari Sabtu dalam sebuah serangan terpisah di daerah kota pantai Tyre. Media pemerintah Lebanon melaporkan bahwa satu orang tewas dalam sebuah serangan terhadap seorang pengendara sepeda motor di dekat Tyre. Hizbullah tidak segera memberikan pernyataan mengenai identitas korban.
Pemerintah Lebanon dan pemerintah internasional telah berusaha keras selama berminggu-minggu untuk mengakhiri bentrokan yang telah berlangsung berbulan-bulan, dengan wilayah ini berada di ujung tanduk sejak bulan Juli.