Madu Kelulut dan Wisata Edukatif: Upaya PT Pertamina EP Sangatta dalam Mengembangkan Taman Nasional Kutai
PT Pertamina EP (PEP) Sangatta Field mengembangkan Program Pengembangan bersama kelompok masyarakat bersinergi membentuk Kelompok Tani Hutan Kelulut Sangatta, yang singkat Prolekta, di area konservasi Taman Nasional (TN) Kutai, Kalimantan Timur. Berawal dari ide sederhana untuk membenahi sistem budidaya lebah kelulut yang belum efisien, program ini terus berkembang hingga melahirkan sejumlah subunit usaha baru dan mendapatkan hak paten peralatan.
PEP Sangatta Field hadir untuk membantu kelompok tani yang belum memiliki sarana dan prasarana yang memadai sehingga hasil panen madunya belum optimal. Implementasi Program Prolekta dimulai pada 2021 melalui kegiatan pengembangan infrastruktur, pelatihan keamanan pangan, dan peresmian program. Pada tahun berikutnya, pengembangan program berupa pelatihan budidaya kelulut dan pengelolaan wisata, inisiasi gerakan Satu Orang Satu Pohon, dan inovasi Alat Hisap Sederhana.
Dengan pemetaan sosial di desa-desa di wilayah operasi PEP Sangatta Field, hal itu dapat membantu memastikan pemanfaatan potensi lokal, dampak positif yang diberikan, dan keberlanjutan program tersebut.
Head of Communication Relations & CID Zona 9 Elis Fauziyah menyampaikan, pengembangan subunit usaha berhasil menghasilkan lima usaha baru, yaitu UMKM Produsen Madu Kelulut; Eduwisata Budidaya Lebah Kelulut; Gerai Kreativitas Produk Khas Kutai Timur & Cafetaria Zero Waste; Depot Energi; dan Bank Sampah Sederhana Trigona. Ruang lingkup kerja masing-masing subunit juga berbeda-beda.
UMKM Produsen Madu Kelulut, yang berperan sebagai subunit usaha utama, bekerja untuk memproduksi madu kelulut dan bee pollen dan mengolah propolis cair. Kemudian, Eduwisata Budidaya Lebah Kelulut bekerja untuk mengembangkan sektor usaha budidaya ke wisata edukasi budidaya dan melibatkan kelompok rentan menjadi edukator bagi pengunjung.
Gerai Kreativitas Produk Khas Kutai Timur & Cafetaria Zero Waste bertugas menyediakan produk-produk kreatif khas Kutai Timur, menginisiasikan instalasi pengolahan air limbah, serta menerapkan konsep produksi yang bertanggung jawab.
Sementara, Depot Energi bertugas mengolah asap cair dan limbah propolis serta baglog sebagai media tanam jamur. Terakhir, Bank Sampah Sederhana Trigona bertugas mengolah seluruh limbah domestik organik menjadi pupuk, memilah limbah anorganik, serta menjadi titik tumpu penerapan konsep usaha yang bertanggung jawab dan peduli lingkungan.
Elis mengatakan bahwa program ini turut memberikan pengaruh positif terhadap lingkungan, berupa pengurangan emisi sebesar 0,15172 ton CO2 per tahun, pengolahan 100 kilogram sampah plastik untuk digunakan kembali sebagai media tanam, dan manfaat langsung kepada 25 orang.
Di sisi lain, Local Hero dan Ketua Kelompok Tani Hutan Trigona Reborn Triyono menekankan bahwa program Prolekta mengedepankan pariwisata yang edukatif dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.
”Kami senang menerima pengunjung yang memiliki rasa ingin tahu yang besar dan ingin belajar terkait koloni lebah. Namun, untuk menjaga agar koloni lebah tersebut tidak stres, kami memiliki sistem untuk menjadwalkan pengunjung yang hadir,” ujarnya.
Pihaknya berharap program tersebut dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat dan lingkungan sekitar, mengingat pada tahun 2021 program ini turut menghantarkan Kabupaten Kutai Timur menjadi Smart Branding dari Smart City.