Kompetisi DISH 2024: Solusi Inovatif Atasi Krisis Gizi di Indonesia
Indonesia tengah menghadapi tantangan serius dalam bidang gizi. Krisis ini mencakup kekurangan gizi, kelebihan gizi, dan defisiensi zat gizi mikro yang terjadi secara bersamaan.Situasi ini tidak hanya berdampak pada kesehatan individu, tetapi juga mengancam potensi masa depan bangsa yang berambisi untuk menjadi salah satu ekonomi terbesar dunia pada tahun 2030.Pergeseran pola makan menjadi salah satu solusi strategis untuk mengatasi masalah ini. Sebagai bagian dari upaya tersebut, GAIN Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, EAT, Food and Land Use Coalition (FOLU), dan Nutrition Connect menggelar Kompetisi Dietary Shift (DISH) 2024. Kompetisi ini bertujuan untuk mencari solusi inovatif dalam mendorong perubahan pola makan masyarakat Indonesia."Solusi yang dapat mendorong masyarakat Indonesia ke pola makan sehat, bergizi, beragam, serta ramah lingkungan," ujar Agnes A. Mallipu, Country Director Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) Indonesia dalam sambutannya pada acara penganugerahan di Hotel Oakwood, Jakarta Timur, Selasa (3/12/2024).Kompetisi DISH 2024 berhasil menarik 411 peserta dari berbagai latar belakang. Para peserta mengusulkan ide-ide yang selaras dengan prinsip Planetary Health Diet dari Komisi EAT-Lancet, yang mengintegrasikan kesehatan manusia dan keberlanjutan lingkungan.Saat ini, pergeseran pola makan yang tinggi kalori, gula, dan lemak namun rendah serat telah meningkatkan prevalensi penyakit tidak menular, seperti obesitas, diabetes, dan penyakit kardiovaskular, paparan Marius S. Weschke, Senior Implementation Officer dari EAT yang berbasis di Norwegia."Bahkan, pola makan ini mulai dikenal orang Indonesia sejak kecil," kata dengan nada prihatin dr. Lovely Daisy, M.KM, Direktur Gizi, Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan.Di sisi lain, produksi pangan yang tidak berkelanjutan juga memperburuk kerusakan lingkungan melalui jejak karbon, emisi gas rumah kaca, dan eksploitasi sumber daya alam.Kompetisi DISH 2024 mendorong penggunaan kekayaan pangan lokal Indonesia, seperti umbi-umbian, biji-bijian, sayuran, dan buah-buahan, sebagai basis solusi. Solusi yang dihasilkan dirancang agar mudah diterima masyarakat dan terjangkau oleh berbagai kalangan.Proses penjurian melibatkan lima pakar di bidang kesehatan, pangan, kebudayaan, kuliner, dan bisnis. Sebanyak 15 inovasi terbaik dipresentasikan dalam tahap akhir kompetisi, dengan fokus pada kontribusi untuk mengatasi krisis gizi sekaligus mempromosikan pola makan berorientasi keberlanjutan."Setiap hari pukul 3 pagi, ibu-ibu pengelola Forum Kesehatan di Surakarta mulai menyiapkan bubur sebagai makanan pelengkap ASI," cerita Sarwanti. Bubur tersebut terdiri dari empat komponen pangan bergizi dari lokal. Kelompok ini merupakan salah satu pemenang kompetisi. Target utama mereka adalah ibu muda pekerja yang memiliki anak bayi.Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pionir dalam pola makan berkelanjutan, berkat kekayaan alam, dan keberagaman bahan pangan lokalnya. Kompetisi DISH 2024 menjadi langkah nyata dalam mendorong solusi inovatif yang tidak hanya menjawab tantangan gizi, tetapi juga menjaga keberlanjutan planet.