Kesulitan energi listrik dan air bersih sudah menjadi hal biasa bagi warga Dusun Waiwejak, Desa Nubahaereka, Kecamatan Atadai, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur. Pemukiman yang berada di atas bukit ini harus ditempuh menggunakan kapal motor dari Larantuka menuju Pelabuhan Lewoleba di Pulau Lembata. Perjalanan diteruskan dengan mobil sejauh 30 kilometer. Total dibutuhkan sekitar enam jam untuk menuju desa tersebut dari Larantuka. Krisis energi di kawasan ini telah berlangsung puluhan tahun lamanya. Jangankan sinyal komunikasi, aliran listrik pun tak ada di dusun ini. Sehari-hari mereka memanfaatkan energi listrik dari mesin diesel yang dimiliki salah satu warga. Penerangan yang didapat warga dari mesin diesel tersebut hanya berlangsung selama tiga jam, mulai jam 18.00 hingga 21.00 malam. Sisa malam pun berlalu dalam kegelapan dan lampu minyak pun menjadi andalan. Kini, sebagian warga telah menggunakan panel listrik tenaga surya dari lembaga swadaya masyarakat untuk menyalakan lampu guna menerangi rumah mereka. Air bersih juga masih menjadi permasalahan utama bagi warga desa karena sumber air terdekat harus ditempuh berjalan kaki sejauh tiga kilometer. Warga mulai anak-anak hingga dewasa pun terbiasa membawa jeriken air untuk persediaan di rumah. Lokasi dusun yang berada di atas sumber mata air membuat warga berusaha ekstra keras untuk kembali ke rumah. Beban berat jeriken berisi air masih harus ditambah dengan berjalan di medan yang mendaki.
Anda punya koleksi foto jalan-jalan yang keren, liburan tak terlupakan, atau foto indah penuh makna?
Kirim foto-foto Anda untuk tampil di GALERIMU SINDOnews.com