Tingkatkan Daya Saing UMKM, Kemenkop & UMKM Gandeng Sejumlah Stakeholder Dorong Penerapan SNI
Senin, 16 Agustus 2021 - 16:45 WIB
Yayasan Inovasi Teknologi Indonesia (INOTEK) bersama dengan PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) memperingati Hari UMKM Nasional dan Hari Kemerdekaan Indonesia dengan mengadakan seminar nasional bertajuk UMKM Bangkit Melalui Penerapan SNI sebagai kegiatan pembuka menuju rangkaian “Festival UMKM #Bangkit Wirausaha” yang akan diselenggarakan pada tanggal 18-22 Agustus 2021.
Seminar nasional ini bertujuan menggelorakan semangat UMKM dalam meningkatkan mutu produknya agar meningkatkan daya saing dan menambah wawasan terkait penerapan dan sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI). Selain meningkatkan mutu, SNI juga menciptakan kepercayaan masyarakat luas sebagai konsumen untuk menjamin kesehatan, keselamatan, serta keamanan produk bagi penggunanya.
Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Kukuh S. Achmad, menyampaikan bahwa sesuai Undang-Undang Nomor 20 tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian, BSN melakukan kerjasama dengan kementerian dan lembaga dan/atau pemerintah daerah serta pihak terkait lainnya untuk melakukan pembinaan serta memfasilitasi sertifikasi SNI kepada UMKM sehingga UMKM semakin berdaya saing hingga dapat mencapai kancah internasional.
“Standardisasi produk bagi UMKM sebagai upaya untuk menjaga kualitas produk dan efisiensi usaha. Jika UMKM sudah memiliki standardisasi, maka daya saing usaha akan semakin kuat dan kemampuan UMKM untuk go global dapat dicapai”, ujar Ilham Habibie selaku Ketua Dewan Penasihat INOTEK Foundation.
Senada dengan Ilham, Fiki Satari, Staf Khusus Menteri Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif mewakili Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) Teten Masduki, menyampaikan bahwa standardisasi menjadi penting agar UMKM siap bertarung di pasar global maupun dalam negeri. Hal ini sebagai bentuk keberpihakan pemerintah dalam rangka peningkatan daya saing UMKM di tingkat nasional maupun global.
“Kami mengapresiasi langkah kerja sama antar pihak seperti melalui program ini untuk mengedepankan UMKM Indonesia,” jelas Fiki.
Kepala Urusan Eksternal PT HM Sampoerna Tbk., Ishak Danuningrat, menyampaikan komitmen Sampoerna dalam mendukung pertumbuhan UMKM khususnya untuk dapat tetap bertahan dan bertumbuh di masa pandemi.
“Melalui payung program keberlanjutan Sampoerna untuk Indonesia, kami senantiasa mendukung geliat UMKM untuk terus bertumbuh sebagai salah satu penggerak utama perekonomian nasional,” Ishak menambahkan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program Build Back National Economy Better (BBNEB) dari INOTEK dan Sampoerna yang ditujukan untuk mendukung wirausaha dan UMKM sebagai penopang perekonomian bangsa yang kini terdampak pandemi COVID-19. Program BBNEB dirancang untuk mendukung pemulihan ekonomi masyarakat dengan memberikan pendampingan bagi UMKM untuk beradaptasi di tengah keterbatasan gerak usaha akibat pembatasan sosial yang berlaku.
Dalam pelaksanaan Program BBNEB, INOTEK dan Sampoerna menggandeng beberapa mitra strategis, diantaranya adalah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Pemerintah Kabupaten Karawang, Kementerian KUKM, BSN dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. BBNEB telah memberikan pendampingan bagi lebih dari 500 UMKM dengan fokus pada komersialisasi produk untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup UMKM.
Seminar nasional ini bertujuan menggelorakan semangat UMKM dalam meningkatkan mutu produknya agar meningkatkan daya saing dan menambah wawasan terkait penerapan dan sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI). Selain meningkatkan mutu, SNI juga menciptakan kepercayaan masyarakat luas sebagai konsumen untuk menjamin kesehatan, keselamatan, serta keamanan produk bagi penggunanya.
Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Kukuh S. Achmad, menyampaikan bahwa sesuai Undang-Undang Nomor 20 tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian, BSN melakukan kerjasama dengan kementerian dan lembaga dan/atau pemerintah daerah serta pihak terkait lainnya untuk melakukan pembinaan serta memfasilitasi sertifikasi SNI kepada UMKM sehingga UMKM semakin berdaya saing hingga dapat mencapai kancah internasional.
“Standardisasi produk bagi UMKM sebagai upaya untuk menjaga kualitas produk dan efisiensi usaha. Jika UMKM sudah memiliki standardisasi, maka daya saing usaha akan semakin kuat dan kemampuan UMKM untuk go global dapat dicapai”, ujar Ilham Habibie selaku Ketua Dewan Penasihat INOTEK Foundation.
Senada dengan Ilham, Fiki Satari, Staf Khusus Menteri Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif mewakili Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) Teten Masduki, menyampaikan bahwa standardisasi menjadi penting agar UMKM siap bertarung di pasar global maupun dalam negeri. Hal ini sebagai bentuk keberpihakan pemerintah dalam rangka peningkatan daya saing UMKM di tingkat nasional maupun global.
“Kami mengapresiasi langkah kerja sama antar pihak seperti melalui program ini untuk mengedepankan UMKM Indonesia,” jelas Fiki.
Kepala Urusan Eksternal PT HM Sampoerna Tbk., Ishak Danuningrat, menyampaikan komitmen Sampoerna dalam mendukung pertumbuhan UMKM khususnya untuk dapat tetap bertahan dan bertumbuh di masa pandemi.
“Melalui payung program keberlanjutan Sampoerna untuk Indonesia, kami senantiasa mendukung geliat UMKM untuk terus bertumbuh sebagai salah satu penggerak utama perekonomian nasional,” Ishak menambahkan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program Build Back National Economy Better (BBNEB) dari INOTEK dan Sampoerna yang ditujukan untuk mendukung wirausaha dan UMKM sebagai penopang perekonomian bangsa yang kini terdampak pandemi COVID-19. Program BBNEB dirancang untuk mendukung pemulihan ekonomi masyarakat dengan memberikan pendampingan bagi UMKM untuk beradaptasi di tengah keterbatasan gerak usaha akibat pembatasan sosial yang berlaku.
Dalam pelaksanaan Program BBNEB, INOTEK dan Sampoerna menggandeng beberapa mitra strategis, diantaranya adalah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Pemerintah Kabupaten Karawang, Kementerian KUKM, BSN dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. BBNEB telah memberikan pendampingan bagi lebih dari 500 UMKM dengan fokus pada komersialisasi produk untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup UMKM.
(sra)